Saya membangun rumah islami yang penuh dengan keberkahan. Rumah ini didirikan dengan tujuan membangun keluarga muslim di masa depan yang Syar’i, maju dan mandiri.
Menurutnya rumah yang Islami bukanlah rumah yang desain arsitekturnya seperti masjid atau rumah yang didalamnya penuh dengan ornamen-ornamen Islam, seperti kaligrafi, dan lainnya.
Rumah yang Islami, katanya, adalah rumah yang efisien, bisa untuk sarana dzikir kepada Allah, dan mengingat akan mati, serta tidak dibuat-buat. Rumah yang Islami itu bukan yang menghadap kiblat atau yang WC-nya tidak menghadap kiblat. Rumah yang Islami adalah rumah yang memungkinkan penghuninya untuk saling bersilaturahmi dan berinteraksi.
Untuk privasi masing-masing orang juga bisa terjaga di dalamnya. Kalau kriteria-kriteria tersebut terpenuhi, baru menjadi tugas arsitek untuk mewujudkan itu dalam desainnya. Rumah yang Islami juga rumah yang bisa sebagai tempat kumpul seluruh anggota keluarga atau penghuninya.
Namun, yang lebih penting rumah yang Islami adalah rumah yang tidak menutup diri dari dunia luar. Tapi,tetap memungkinkan interaksi dan hubungan sosial dengan lingkungan sekitar danpara tetangga bisa berlangsung dengan baik.
Soal ornamen-ornamen yang bercorak Islami seperti kaligrafi, boleh-boleh saja dipasang di rumah. Menengarai bahwa di kebanyakan masyarakat Muslim, rumah yang Islami adalah rumah dengan tingkat privasi yang sangat tinggi. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2015/09/kajian-ash-haabul-bersama-peggy-melati.html
Keindahan rumah hanya diwujudkan pada bagian dalamnya saja. Taman-taman misalnya, dibangun sebagai bagian dari keindahan interiornya, bukan eksteriornya. Bagian luar rumah cukup diberi pagar atau dinding yang tinggi dan sederhana sehingga aktivitas didalam tidak terlalu mencolok. Ia beralasan bahwa dalam Islam dilarang dengan keras adanya tindakan pamer atau riya’.
Memang kurang pas dengan perilaku sosial masyarakat kita di Indonesia. Saya berupaya lepas dari dimensi wujud dan mencoba memberikan landasan pemikiran yang lebih abstrak dan spiritual. Keindahan yang Islami adalah keindahan yang berlandaskan intisari dienul Islam itu sendiri. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2014/06/moon-cake-symbol-of-prosperity-0878.html
Upaya merangkum dan meringkas pemikiran para ahli ternyata membawakita pada kesimpulan bahwa memandang rumah Islami ibarat memandang sebuah benda terbungkus rapi.
Yang dibungkus lebih esensi dari pembungkusnya atau isinya lebih penting dari kulitnya, entah pembungkus itu wujudnya adalah rumah petak 3m x 3m atau rumah mewah bak istana yang lengkap fasilitasnya.
Artinya pola pikir dan tingkah laku yang Islami dari penghuninya, itulah yang lebih penting dari pada desain atau arsitektur rumahnya.
Dengan demikian umat Islam dari semua kalangan dapat mewujudkan rumah Islami mulai dari hatinya, jikasudah, barulah memperindah tempat tinggalnya. Kalaupun ada keluarga yang mampu justru dari desain rumahnya yang Islami agar dapat membentuk kepribadian penghuninya, juga silakan. Jika dapat mencapai kebaikan dikeduanya, kenapa tidak? Akhirat tercapai, dunia tidak tertinggal. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2014/06/7-kampung-unik-di-yogyakarta-kami-akan.html
Setiap orang mempunyai kebanggaan masing-masing. Karena Tuhan telah memberikan kelebihan dan kelemahan kepada setiap orang. Rumah impian udah selesai alhamdulllah bisa ditinggali keluarga. Amien
0 komentar:
Posting Komentar