PABRIK GULA madukismo
peta perjuangan pangeran diponegoro dalam perang Jawa
Buku asli tulisan tangan Pangeran Diponegoro di Babad Diponegoro
Semangat pagi sahabat Wisata DREAMGEDE Tour & Travel. Yuk kita ikutin sejarah perjuangan bangsa yang memperjuangkan tanah air Indonesia dari belenggu penjajahan dan kebodohan. Perjalanan kita kali ini ke Pameran foto Pabrik - pabrik Gula di wilayah Kraton Mataram Yogyakarta yang pernah jaya di awal abad ke - 20. Wilayah Yogyakarta hari ini bisa jadi lebih dikenal dengan industri pariwisatanya. Namun dahulu, sebelum titel itu disematkan, Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri gula di tanah Jawa. Tidak lupa juga ada pameran yang menarik yaitu pameran lukisan Pangeran Diponegoro. Dalam Babad Diponegoro ini masing-masing menampilkan pendekatan tersendiri terhadap sosok Diponegoro.
Lukisan babad Diponegoro ini penting karena lukisan tersebut telah banyak disebarluaskan dan digunakan sebagai model untuk hampir semua peringatan Diponegoro di Indonesia. Karya-karya para seniman yang memberikan pendekatan kontemporer kepada sosok Diponegoro. PAKET WISATA SEJARAH DI JOGJA WA 08190 41 69982
perjalanan gerilya Pangeran Diponegooro
FOTO - FOTO KEJAYAAN PABRIK GULA
DI KESULTANAN YOGYAKARTA
Awal cerita diadakan pameran ini yaitu Penyelenggara melihat buku tua berjudul Twentieth Century Impressions of Netherlands India terbitan tahun 1909 yang memuat foto-foto pabrik gula di Yogyakarta. Langsung saja ada dorongan kuat untuk memamerkan foto-foto lama tahun 1900-an tersebut untuk apresiasi kepada masyarakat luas bahwa Yogyakarta pernah memiliki pabrik gula tua yang menghidupi masyarakat sekitar pabrik-pabrik gula tersebut.
Kami memberi judul pameran foto ini dengan judul “Jogja Yang Hilang“. Kami tidak sendirian menyiapkan pameran ini. Ada komunitas Roemah Toea yang dikelola bersama teman-teman muda yang interes dengan bangunan-bangunan tua bersejarah menemani kami untuk mengungkap bagaimana kondisi terkini dari bekas pabrik-pabrik gula tersebut sekaligus mendokumentasikannya.
Ternyata hampir sebagian besar telah hilang. Hanya tersisa 3 bekas pabrik yang masih bisa kita kenali, di Medari berubah fungsi menjadi pabrik tenun, di Berbah menjadi hanggar pesawat untuk Museum Dirgantara, dan di Padokan yang berubah menjadi PG Madukismo namun pabriknya dibangun setelah kemerdekaan.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/02/cari-buat-mahar-uang-di-jogja-buat.html
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/02/cari-buat-mahar-uang-di-jogja-buat.html
Sisa - sisa bangunan Pabrik Gula
SEJARAH PABRIK GULA DI JOGJAKARTA
Pabrik gula di Yogyakarta mulai bermunculan sejak 1830, ketika kas pemerintah Hindia Belanda mengalami defisit parah akibat terkuras untuk Perang Jawa menghadapi Pangeran Diponegoro pada 1825-1830.
Johannes van Den Bosch yang kala itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda mempunyai ide untuk mengadakan sistem culturstelsel (sistem tanam paksa) untuk menyelamatkan keuangan dari keterpurukan. Culturstelsel mewajibkan suatu desa menyisihkan 20 persen dari tanah yang dimiliki untuk diserahkan kepada pemerintah guna ditanami komoditi ekspor seperti indigo (nila), teh, kopi, tembakau, dan tebu.
Sepanjang abad ke-19, gula menjadi ekspor paling utama dari negeri jajahan Belanda, mencapai 77,4% dari total ekspor pada 1840. Pada tahun-tahun inilah pemilik modal mulai menjalankan usahanya di wilayah Vorstenlanden, termasuk Yogyakarta.
bekas pabrik Gula Medari Jl Magelang
Di wilayah inilah, sekitar tahun 1900-an, manisnya gula pernah menjadi penggerak perekonomian Yogyakarta. Secara total, pernah ada 19 pabrik gula yang beroperasi di Yogyakarta. Beberapa pabrik gula tersebut adalah :
9. Pabrik Gula Rewulu dan beberapa lainnya.
Pameran yang berlangsung di Bentara Budaya Yogyakarta pada 4 -12 Desember 2018 ini menyuguhkan foto-foto lama pabrik-pabrik gula tersebut. Beberapa foto juga disandingkan dengan kondisi saat ini.
Tujuan untuk memamerkan foto-foto lama itu, sebagai bentuk apresiasi bahwa Yogyakarta pernah memiliki pabrik gula yang menghidupi masyarakat sekitar. Bagi masyarakarat dan generasi muda mungkin tak sempat mengetahui keberadaan pabrik tersebut, bahkan bisa jadi belum pernah mendengar namanya sama sekali. Wajar, sebab bangunan beserta mesin-mesin produksi pabrik gula nyaris musnah tanpa bekas. Beberapa yang tersisa pun kini sudah beralih fungsinya, seperti misalnya Pabrik Gula Berbah yang menjadi hanggar pesawat untuk Museum Dirgantara. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/12/paket-wisata-ke-banjarnegara-dari.html
Menurut catatan Komunitas Roemah Toea, komunitas yang tertarik dengan bangunan tua bersejarah, dari 19 pabrik gula yang pernah berproduksi di Yogyakarta, hanya tiga bekas pabrik saja yang fisiknya masih bisa dikenali. Selebihnya hampir tak berjejak.
Jadi wajar jika banyak yang tak tahu cerita soal ke-19 pabrik tersebut. Yogyakarta sebagai 'Land of Sugar' hanya tinggal kenangan. Hal ini pula yang disesalkan oleh Budayawan Romo Sindhunata. Ia menyayangkan tak bersisanya bangunan-bangunan pabrik gula ini.
Menurut dia, hal tersebut merupakan bentuk kebrutalan manusia terhadap masa lalu. "Sama dengan menghilangkan sejarah. Kenangannya tidak ada, bekasnya tidak bisa dilihat juga," ungkapnya saat pembukaan pameran. Kini, tak ada lagi bangunan kokoh penanda sebuah kejayaan industri gula di Yogyakarta. Semoga saja foto-foto lama itu jadi pengingat bahwa masa lalu itu pernah ada.
pabrik gula sewon dan pabrik gula berbah
tempat pembuatan gula secara tradisional di pulau Jawa
Sekitar seratus tahun yang lalu di wilayah Yogyakarta dan Surakarta atau yang dikenal dengan nama Vorstenlanden telah berdiri pabrik-pabrik gula yang tersebar di dua wilayah tersebut. Di Yogyakarta ada 19 pabrik gula yang berproduksi cukup besar. Pabrik-pabrik itu antara lain di sebelah barat ada pabrik gula Sewugalur, di selatan ada pabrik gula Pundong, sebelah timur ada pabrik gula Randugunting dan di utara ada pabrik gula Medari, sedangkan di sekitaran kota Yogyakarta ada pabrik gula Berbah, Kedaton-Pleret, Padokan, Demakijo, Rewulu dan beberapa yang lain. Pabrik gula yang pertama didirikan di Yogyakarta adalah pabrik gula Gondanglipuro di Bantul yang didirikan tahun 1862 dan yang paling akhir berdiri adalah pabrik gula Sendangpitoe di wilayah Kecamatan Minggir (1922).
Pada 1909, di Yogyakarta telah berdiri 11 pabrik gula, kemudian meningkat menjadi 17 pabrik gula pada 1921, dan beberapa tahun berselang bertambah lagi menjadi 19 pabrik gula. Namun, dari 19 pabrik gula di Yogyakarta itu hanya sedikit yang masih dapat dilihat bangunan fisiknya. Satu di antaranya adalah PG Madukismo yang berada di sisi selatan Kota Yogyakarta. INFO PAKET WISATA KEKINIAN JOGJA WA 08190 41 69982
PG Madukismo didirikan oleh Raja Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengkubuwana IX, pada 1959. Pabrik gula ini dibangun di bekas area PG Padokan yang hancur akibat Agresi Militer Belanda II di Yogyakarta pada 1948.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/12/wisata-ke-punthuk-setumbu-dan-gereja.html
PG Madukismo didirikan oleh Raja Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengkubuwana IX, pada 1959. Pabrik gula ini dibangun di bekas area PG Padokan yang hancur akibat Agresi Militer Belanda II di Yogyakarta pada 1948.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/12/wisata-ke-punthuk-setumbu-dan-gereja.html
peta pabrik Gula Wonocatur
Masyarakat Yogyakarta dan generasi muda saat ini banyak yang tidak tahu, belum pernah mendengar, apalagi melihat keberadaan semua pabrik gula tersebut. Sungguh aneh, ada bangunan pabrik gula yang cukup besar dengan mesin-mesin produksi yang serba jumbo hilang musnah tidak bersisa. Apakah sebabnya hal tersebut bisa terjadi? Sedangkan kurun waktunya relatif masih muda untuk bangunan heritage.
PAMERAN UNIK SENI LUKIS
BABAD PANGERAN DIPONEGORO
lukisan kegigihan Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda
Pameran Lukisan BABAD DIPONEGORO ini menghadirkan karya-karya seni low art (seni keseharian atau seni rakyat/populer) yang berkaitan dengan Diponegoro seperti fotografi, lukisan pada kaca, patung kayu, kartu, lukisan batik, komik, t-shirt, poster-poster politis, dan uang.
Pameran ini juga akan menayangkan dokumentasi foto dan video restorasi lukisan Penangkapan Diponegoro. Juga akan diadakan semacam workshop singkat mengenai teknik restorasi lukisan saat pameran digelar.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/10/paket-wisata-ke-yogyakarta-2-hari-3_13.html
pameran lukisan menceritakan strategi - strategi perang Jawabaca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/10/paket-wisata-ke-yogyakarta-2-hari-3_13.html
Sebanyak 50 karya lukis dari total 51 pelukis/perupa aneka aliran, akan dipamerkan di Jogja Gallery, Pekapalan Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta, 1-24 Februari 2019. Semua lukisan berkisah tentang drama kehidupan Pangeran Diponegoro. Semua karya juga sudah terselesaikan, siap dipamerkan panjang lebar sungguh pameran ini sangat monumental.
Monumental karena untuk pertama kali dipamerkan karya-karya lukis yang khusus bercerita tentang perjalanan hidup Pangeran Diponegoro sejak kecil hingga ditipu di Magelang. Deskripsi adegan bersumber Babad Diponegoro, yang ditulis sendiri oleh Pangeran Diponegoro. Babad Diponegoro yang ditulis Pangeran Diponegoro selama pengasingan di Manado hingga Makassar, tahun 1831-1832. Karya sastra ini telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia, atau “Memory of The World oleh UNESCO”. Ke-50 lukisan itu diambil dari adegan-adegan yang diceritakan di 50 pupuh Babad Diponegoro.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/08/paket-wisata-edukasi-di-jogja-wisata-di.html
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/08/paket-wisata-edukasi-di-jogja-wisata-di.html
dalam perang Jawa banyak kisah mulai masa - masa sedih hingga berbahagia
Pameran karya lukis yang dipamerkan dari 51 pelukis Indonesia ini memiliki kehebatan masing-masing. Karya-karya itu juga memiliki ciri khas, pesan, makna, dan simbol-simbol sesuai kehendak pelukisnya tentang babad Diponegoro.
Meski semua bersandarkan pada teks Babad Diponegoro. Kita ingin para pelukisnya disiplin pada naskah penting yang dikerjakan sendiri oleh Ini kisah nyata yang dituangkan dalam lukisan menjelaskan sekurangnya tiga catatan penting terkait proses penciptaan karya. Pertama, kurator dan para seniman yang terlibat dibebaskan untuk memvisualisasikan wajah Diponegoro. Tidak ada dokumen foto wajah Diponegoro yang pernah diketahui. Adanya sketsa wajah karya Adrianus Johanes (AJ) Bik yang dibuat saat Diponegoro transit di Staadhuis, Batavia pada April 1830, sesudah ditangkap. Sketsa itu berdasar riset Peter Carey, tidak mencerminkan wajah Diponegoro yang sebenarnya.
Saat disketsa itu Diponegoro sedang sakit malaria, sehingga wajahnya terlihat kurus, pipi cekung dengan tulang pipinya menonjol. Karena memang tidak ada foto yang bisa menunjukkan wajah sahih sang pangeran, soal visualisasi wajah para pelukis diberi keleluasan berimajinasi. Kedua, soal penampilan sosok, kurator pameran memberi kebebasan kepada para pelukis. Heterogenitas penggambaran akan menjadi ciri dari semua karya lukis yang dipamerkan.
Selama ini, penampilan sosok Diponegoro terkesan homogen. Orde baru ikut andil. Secara umum, di benak masyarakat, Pangeran Diponegoro digambarkan sosok gagah, menunggang kuda dan mengenakan jubah yang berkibar-kibar. Nanti kita akan lihat Diponegoro dalam penampilan lain, sebagai kanak-kanak, semasa pemuda, dan dia bangsawan Jawa. Masyarakat diharapkan juga bisa mendapat pengetahuan baru tentang sisi lain pahlawan nasional ini. Pameran Karya Babad Diponegoro ini sarat pesan, dan benar-benar pas dengan konteks saat ini melihat lukisan itu, sekilas saja langsung terkejut. Karya lukisan ini benar-benar berpotensi viral dan memicu kehebohan.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/07/lava-tour-merapi-merapi-lava-tour.html
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/07/lava-tour-merapi-merapi-lava-tour.html
serunya dan patriotiknya perang terbuka melawan Belanda
Tajuk event ini adalah Pameran Sastra Rupa Gambar Babad Diponegoro. Gagasan awal datang dari Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patra Padi). Gayung bersambut oleh Jogja Gallery, sebagai penyelenggara sekaligus tuan rumah pameran.
Tahap paling sulit pada proses awalnya adalah memilih pelukis yang tepat dan sesuai dengan adegan yang ditetapkan. Ada sejumlah syarat dasar yang harus dipenuhi, karena itu tidak semua seniman lukis bisa dilibatkan dalam event bersejarah ini.emua seniman yang terlibat pameran mempersiapkan penciptaan karyanya berdasar teks dan hasil riset akurat. Bagian paling menarik dari masing-masing proses kreatif itu, para pelukis ada yang merekonstruksi adegan menggunakan model-model terpilih. Mereka lantas memperagakan adegan persis di teks babad, yang kemudian divisualkan dalam karya lukisnya.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/06/jual-miniatur-becak-jogja-jual-miniatur.html
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/06/jual-miniatur-becak-jogja-jual-miniatur.html
WAYANG babad Diponegoro
Dalam pupuh yang ditulis di Babad Diponegoro, kemunculan harimau atau macan saat Pangeran Diponegoro dan pengikutnya di Hutan Wanalarban, bermaksud baik.Yaitu mengantarkan hewan buruan kijang.
Sejarawan sekaligus kurator Peter Carey mengatakan, dengan pameran ini tugasnya sudah sampai ke “ujung jalan.” “Pameran ini akan menjadi tindakan publik terakhir saya sehubungan dengan panggilan saya sebagai penulis biografi Sang Pangeran,” kata Carey yang menghabiskan separuh hidupnya untuk meneliti dan menulis sejarah Diponegoro.
Carey menilai pameran ini berhasil “jika dapat menghidupkan bahkan sebagian kecil dari kemanusiaan dan kearifan Diponegoro dan cara bagaimana karakter Sang Pangeran diingati oleh rakyat kebanyakan sepanjang abad sesudah wafatnya pada 8 Januari 1855.”
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/05/sewa-mini-garden-yogyakarta-sewa-mini.html
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/05/sewa-mini-garden-yogyakarta-sewa-mini.html
Selain pameran lukisan, akan dipamerkan juga benda-benda sebagai wujud apresiasi masyarakat terhadap Pangeran Diponegoro, seperti buku tulis bersampul Pangeran Diponegoro, Komik Pangeran Diponegoro, Plang jalan Pangeran Diponegoro, patung Pangeran Diponegoro, serta akan diadakan pula forum diskusi bersama. Forum diskusi ini akan diadakan sebanyak 4 kali diskusi dan akan ada salah satu diskusi yang mendatangkan penulis Buku PANGERAN DIPONEGORO, Peter Carey dari Inggris. Yang akan mengundang anak SD,SMP, SMA untuk kunjungi pameran, ini kan tentang menceritakan sejarah.
Bagi kamu yang lagi rencana jalan-jalan ke Yogya, nggak ada salahnya nih buat nyobain beberapa tempat bersejarah di kota pelajar ini bersama DREAMGEDE TOUR TRAVEL. Dijamin kamu bakalan serasa menggunakan mesin waktu untuk kembali ke masa lalu menikmati nuansa yang berbeda. Yogyakarta memang selalu dikenal dengan wisatanya, baik itu wisata alam maupun wisata sejarahnya. Banyak sekali cerita sejarah yang ada di Jogjakarta. Kumpulan informasi destinasi wisata budaya dan sejarah jogja, wisata budaya dan sejarah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/03/paket-wisata-pantai-jogja-snorkling.html
SMS 081 565 04380
WA 081 904169 982
BBM DC0A1 DEB
WA 081 904169 982
BBM DC0A1 DEB
0 komentar:
Posting Komentar