Total Tayangan Halaman

Kamis, 15 Juni 2017

PAKET WISATA CANDI HINDU BUDHA DI JOGJA ( CHAPTER TWO ), WISATA ZIARAH CANDI HINDU BUDHA DI YOGYAKARTA, CARI GUIDE LOKAL CANDI HINDU BUDHA DI YOGYAKARTA, PAKET WISATA CANDI – CANDI MENARIK DI YOGYAKARTA, PETUALANGAN WISATA CANDI DI JOGJA











Banyaknya jumlah bangunan candi yang tersebar di Yogyakarta, khususnya di seputaran Sleman dan sekitarnya menunjukkan bahwa Yogyakarta pada masa lalu pernah menjadi pusat peradaban kerajaan Jawa kuno. Beberapa candi yang terkenal di Yogyakarta dan sekitarnya ialah candi Prambanan, Borobudur, dan Kraton Ratu Boko. DREAMGEDE Wisata Jogja melihat sisi lain Candi - candi yang tentunya menarik dan unik seperti Candi Sambisari, Kalasan, dan Candi Plaosan. Masing-masing candi menyimpan kisah dan misterinya sendiri, mulai dari sisi arsitektur yang terbilang canggih pada masanya, sampai latar belakang pendirian candi tersebut.
Kami DREAMGEDE Wisata Jogja menyediakan Paket Wisata Candi Yogyakarta bagi anda yang ingin menikmati liburan bersama anak, keluarga, dan rombongan ziarah agama Hindu dan Budha sambil mengenal sejarah panjang peradaban Jawa di Yogyakarta dan sekitarnya.




Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta manyimpan banyak sejarah pada zaman dahulu. Ketika zaman Kerajaan Hindu Budha. Kota Jogja memiliki sejumlah candi yang sarat akan nilai seni dan arsitektur klasik yang mengagumkan. Sebagai sebuah hasil peradaban manusia, candi sangat kental dengan nilai-nilai sejarah dan menceritakan tentang bagaimana masyarakat manusia di tempat itu menjalani kehidupannya pada era dibangunnya candi tersebut. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2017/06/jasa-service-ac-murah-semarang-cari.html

Bersama DREAMGEDE Wisata Jogja ada paket wisata candi yang kami sediakan, anda akan kami ajak berkeliling mengunjungi candi-candi bersejarah yang ada di Jogja, mulai dari candi-candi yang sudah akrab di telinga anda hingga candi-candi lain yang mungkin anda belum tau sebelumnya. info Wisata Jogja WA 081904169982 / SMS 08156504380
Objek wisata candi yang akan kita kunjungi diantaranya adalah :

CANDI SAMBISARI


DREAMGEDE Wisata Jogja mengajak perjalanan piknik menarik tapi asik kami menuju ke candi sambisari yogyakarta, kenapa kami katakan asik ya memang selain candi ini mudah di jangkau , lokasi candi sambisari ini tidak terlalu ramai pengunjung, sehingga kami lebih leluasa mengambil foto-foto lingkungan candi, dan memang tujuan kami ke candi sambisari ini. Sebelum kami mulai perjalanan, kami sengaja mencari posisi dari candi sambisari ini yang terletak di desa sambisari kecamatan purwomartani, Sleman, Yogyakarta. 
SEJARAH CANDI SAMBISARI
Sejarah penemuan candi ini di mulai ketika pada bulan Juli 1966 seorang petani setempat sedang mencangkul sawah, dan ujung cangkulnya mengenai batu berukir yang ternyata adalah reruntuhan candi , yang kemudian di laporkan ke balai kepurbakalaan. Tahun pembuatan candi Sambisari sampai saat ini dapat di pastikan, karena tidak adanya bukti-bukti valid. Oleh karena itu, untuk menentukan tahun pendiriannya harus ditinjau dari berapa segi. menurut Prof. Dr. Soekmono seorang Guru besar ilmu arkeologi candi sambisari digolongkan ke dalam desain bangunan dari abad ke 8 M.
Sedangkan jika dilihat dari jenis batu yang digunakan di candi Sambisari yaitu, batu padas, maka masa pendiriannya semasa dengan candi Prambanan, Plaosan, dan Sojiwan sekitar abad ke-9 sampai dengan abab ke-10 M. Jenis batu padas hitam ini banyak terdapat di bukit ratu Boko di Prambanan. Di tempat tersebut nampak bekas-bekas penggalian batu padas pada masa dulu. Berdasarkan kedua tafsiran tersebut, untuk sementara Soediman menggolongkan pendidirian candi sambisari kedalam dekade pertama atau kedua abad ke-9 M (812-838 M). Pendapat tersebut disertai dengan  penemuan sekeping daun emas bertulisan, berdasarkan tafsiran paleografis, bahwa tulisan itu dipergunakan dari sekitar awal abad ke-9 M. 
Pada awal penemuan, seluruh bangunan candi terkubur oleh timbunan pasir dan batu. Kondisi seperti itu menjadikan proses pemugaran candi memakan waktu yang cukup lama. Timbunan pasir serta batu yang menutupi candi diperkirakan akibat dari lahar Gunung Merapi yang meletus dahsyat pada abad ke 11. Hal ini dapat disimpulkan dari banyaknya batu vulkanik yang berada di sekitar candi.
Penggalian dan rekonstruksi Candi Sambisari akhirnya rampung pada tahun 1987. Memakan kurang lebih 21 tahun untuk mengembalikan situs bersejarah peninggalan Kerajaan Mataram Kuno tersebut. Dalam proses eskavasi candi, ditemukan pula beberapa benda seperti tembikar, perhiasan, logam, cermi serta beberapa prasasti. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2017/02/paket-wisata-jogja-wisata-alam-di-jogja.html
Candi Sambisari adalah sebuah candi di Jogja yang merupakan peninggalan umat Hindu, yang terkubur selama ratusan tahun dibawah tanah.
Konstruksi dari bangunan candi ini terbilang cukup unik, berbeda bila dibandingkan dengan candi Hindu yang banyak terdapat di Jawa. Bangunan-bangunan dari Candi Sambisari berada pada 6,5 m di bawah permukaan tanah, lebih rendah dari tanah di sekeliling kompleks candi tersebut. Keunikan konstruksi bangunan inilah yang membuat kamu harus mengunjungi situs wisata bersejarah yang berada di kota Jogja ini.
Kompleks Candi Sambisari memiliki luas halaman sekitar 50 x 48 m dan dikelilingi oleh dua lapis pagar batu. Pagar batu pada sisi terluar memiliki ketinggian yang lebih rendah dari pada pagar batu sisi dalam yang mempunyai ketebalan sekitar 50 cm dan tinggi 2 m.

Bukti betapa besar dan luas Candi Sambisari
Candi Sambisari sendiri terdiri dalam satu candi utama serta tiga candi perwara atau candi pendamping. Candi utama pada kompleks Candi Sambisari berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sekitar 13,65 x 13,65 m dan memiliki ketinggian sekitar 7,5 m.
Di bagian luar pagar utama kamu dapat menjumpai relung yang berisi patung Durga Mahisasuramardini pada bagian utara, patung Ganesha pada sebelah timur, patung Agastya pada bagian selatan. Serta di sebelah barat terdapat dua patung dewa penjaga pintu yaitu Mahakala dan Nandiswara. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2016/12/paket-lava-tour-merapi-wisata-merapi.html
Pada bagian candi utama kamu dapat menemukan arca lingga dan yoni dengan ukuran cukup besar. Kedua patung tersebut merupakan bentuk penghormatan umat Hindu kepada Dewa Shiwa. Lingga dan yoni juga dapat diartikan sebagai lambang kemakmuran dan kesuburan. info Wisata Jogja WA 081904169982 / SMS 08156504380
Lingga dan Yoni
Apabila kamu pecinta wisata sejarah, Candi Sambisari merupakan destinasi wisata yang wajib kamu kunjungi. Kamu bisa menikmati keindahan arsitektur yang terdapat pada bangunan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno ini. Dalam kompleks candi kamu akan menemukan berbagai arca yang memiliki nilai historis tinggi seperti arca Agastya, arca Ganesha, hingga arca Dewi Durga.
aRCA Ganesha
aRCA Dewi Durga
Keindahan yang ditawarkan oleh peninggalan kerajaan Mataram Kuno ini selalu mengundang wisatawan untuk mengabadikan tempat wisata tersebut didalam sebuah foto. Dinding yang mengelilingi kompleks bangunan tersebut dihiasi dengan relief yang terbuat dari perdu nan memukau. Tak hanya itu, hamparan rumput hijau yang tertata secara rapi di sekitar candi merupakan daya tarik tersendiri bagi para pelancong.
Kamu juga bisa berdiri pada tanah disekitar candi yang lebih tinggi, sehingga kamu dapat melihat seluruh kompleks Candi Sambisari dari atas secara utuh. Setelah berjalan menikmati keindahan candi, kamu juga bisa bersantai ditaman kompleks candi ini. Candi Sambisari memang memiliki taman yang cukup luas, dihiasi hijaunya rumput yang memanjakan mata. Kamu bisa duduk-duduk santai untuk melepas penat hingga matahari tenggelam. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2016/12/wisata-gua-pindul-paket-murah-wisata.html




MUSEUM MINI CANDI SAMBISARI

Jika kamu belum puas, kamu dapat berkunjung ke museum mini yang terletak di dekat kompleks candi tersebut. Di dalam museum ini kamu akan menemukan foto dari Karyowinangun yang merupakan penemu pertama candi tersebut. Kamu juga dapat melihat foto-foto tentang proses eskavasi, pemugaran hingga rekonstruksi candi serta benda-benda bersejarah yang ditemukan dalam proses penggalian.



Selain dinikmati dari pelataran, keindahan Candi Sambisari yang posisinya lebih rendah dari permukaan tanah sekitar ini juga bisa dilihat dari ketinggian. Puas menikmati pesona Sambisari, wisatawan bisa mampir ke museum mini untuk mengetahui rangkaian sejarah eskavasi candi.


Dokumentasi dan catatan penemuan, pemugaran, dan pembangunan Candi Sambisari




Nah kan itu salah satu spot di candi sambisari dan tentunya masih banyak spot lain yang menarik , yang menurut kami sangat rekomended bagi kalian.
CANDI KEDULAN






Candi Kedulan adalah sebuah candi bercorak Hindu yang terdapat di Dusun Kedulan, kurang lebih 3 kilometer dari Candi Kalasan. Candi ini ditemukan secara tak sengaja oleh para penambang pasir pada 24 November 1993. Kesenangan yang berbeda akan didapatkan bila mengunjungi candi ini, sebab anda bisa menikmati proses rekonstruksi candi yang sangatlah rumit.
Candi Kedulan ditemukan pada tahun 1993. Penemuan candi ini beserta dua buah prasasti di lokasi penggaliannya mengundang pertanyaan tentang keberadaan desa kuno bernama Pananggaran dan sebuah bendungan di dekatnya. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2016/04/paket-wisata-asik-di-yogyakarta-kebun.html

Proses Reskontruksi


Lokasi penggalian sedalam 7 meter akan langsung ditemui begitu tiba di kompleks candi ini. Lokasi penggalian itu berisi batu-batu candi yang tersebar ke segala penjuru dan bagian kaki candi induk yang tampak masih menyatu. Di lokasi penggalian inilah kompleks Candi Kedulan yang terdiri dari 1 candi induk dan 3 candi perwara (pendamping) semula berdiri. Kini, bagian kaki candi induk tengah diuji kekokohannya agar dapat ditumpangi batu-batu lain pada tahap selanjutnya. info wisata WA 081904169982 / BBM 5513A5A6





Mengelilingi daerah sekitar lokasi penggalian, akan dijumpai batu-batu candi yang tengah direkonstruksi dengan cara mencocokkan batu satu dengan batu lainnya. Batu yang telah berhasil dicocokkan diberi simbol-simbol tertentu yang ditulis menggunakan kapur. Tampak konstruksi sementara bangunan pagar pembatas selasar candi, atap, bilik candi dan beberapa bagian tubuh candi lainnya. Terlihat pula lingga dan yoni yang diduga merupakan komponen yang mengisi bilik candi.

Beberapa ornamen yang menghias candi sudah bisa dinikmati keindahannya walau candinya sendiri masih dalam tahap rekonstruksi. Misalnya, relief naga di bawah yoni yang diperkirakan mengisi bilik utama candi induk, figurnya berbeda dengan naga penghias yoni candi di Jawa Tengah lainnya sebab terlihat memiliki rahang. Terdapat pula relief dewa di beberapa bagian dinding candi, hiasan sulur-suluran, roset, serta relief motif batik.

Selesai berkeliling, betapa sulitnya menyusun kembali bangunan yang telah runtuh itu. Ada ratusan batu yang harus dicocokkan agar candi bisa berdiri lagi, padahal untuk mencocokkannya tak ada petunjuk sama sekali. 
Sebegitu sulitnya, seorang pekerja kadang hanya mampu mencocokkan satu batu dengan satu batu lainnya dalam kurun waktu seminggu. Betul, bagaikan menyusun sebuah puzzle raksasa.





Kalau memasuki ruang informasi di sebelah lokasi penggalian, anda bisa mengetahui perkiraan rancangan Candi Kedulan. Dari hasil diperkirakan, candi induk memiliki tinggi 8 meter, terbagi menjadi bagian kaki, tubuh dan atap. Tubuh candi terdiri dari 10 lapis batu dengan tinggi 2,4 meter, memiliki beberapa relung yang berisi arca Ganesha (anak Dewa Siwa), Agastya, Durga (isteri Dewa Siwa), Nandaka dan Nandiswara (kendaraan Dewi Durga), serta mempunyai selasar sempit yang diduga hanya bisa dimasuki orang-orang tertentu. Atap candi terdiri atas 13 lapis batu andesit. Dari keterangan diatas bisa diperkirakan bahwa arsitekturnya secara keseluruhan mirip dengan Candi Sambisari.

Di ruang informasi itu pula, anda bisa melihat puing-puing puing-puing mangkuk berhias dan barang gerabah yang diduga digunakan dalam ritual peribadatan di candi ini. Selain itu, ada juga kayu-kayu yang berasal dari pepohonan yang tumbuh semasa candi ini berdiri. 


Beberapa foto benda-benda lain yang ditemukan selama penggalian juga bisa dilihat di ruang informasi. Ada foto arca dewa berbahan perunggu dan foto prasasti Pananggaran dan Sumudul yang ditemukan pada tahun 2003. Pada dinding ruangan, terdapat gambaran lapisan tanah tempat batu-batu candi ditemukan, serta foto-foto yang menggambarkan proses penggalian yang berlangsung selama bertahun-tahun.

Pada 12 Juni 2003, ditemukan 2 buah prasasti di lokasi penggalian. Prasasti yang ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta tersebut sudah berhasil dibaca oleh dua epigraf dari Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yaitu Dr Riboet Darmoseotopo dan Tjahjono Prasodjo MA. Berangka tahun 791 Saka (869 Masehi, atau sekitar 10 tahun setelah candi Prambanan berdiri), isinya tentang pembebasan pajak tanah di Desa Pananggaran dan Parhyangan, pembuatan bendungan untuk irigasi, pendirian bangunan suci bernama Tiwaharyyan serta ancaman kutukan bagi siapapun yang tidak mematuhi aturan. Setelah 22 tahun dicari akhirnya arca Nandi yang berbentuk sapi kendaraan Dewa Siwa akhirnya ditemukan pada Jumat (19/6) di sekitaran Candi Kedulan, Arca Nandi ditemukan di kedalaman enam meter terkubur tanah dan sudah dalam keadaan tidak sempurna. Kepala dan punuk arca hilang dan belum ditemukan sampai saat ini. Menurut kepala Pelestarian dan Pemanfaatan BPCB DIY, Wahyu Astuti, arca Nandi tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh BPCB ketika tengah melakukan studi di Candi Kedulan. Ada pun ukuran arca Nandi tersebut yaitu panjang 146 cm, lebar 76 cm dan tinggi 60 cm. info wisata WA 081904169982 / SMS 08156504380


Beberapa arkeolog menduga bahwa prasasti tersebut berkaitan dengan pendirian Candi Kedulan. Bangunan suci Tiwaharyyan diduga merupakan Candi Kedulan itu sendiri. Desa Pananggaran yang diceritakan pada prasasti diduga berada di wilayah sekitar candi, begitu pula bendungan yang dimaksud. Namun sampai kini belum ditemukan jejak bendungan kuno yang dimaksud. Mungkin bendungan itu dibangun di Sungai Opak yang berjarak 4 km dari lokasi candi, atau mungkin juga di sungai yang kini sudah tidak ada lagi karena tertutup lahar letusan Gunung Merapi seribu tahun silam.

Banyaknya teka-teki yang menunggu untuk dipecahkan beserta pesona komponen candi menjadikan berwisata ke Candi Kedulan menarik untuk dilakukan. 
Kondisi candi yang masih dalam tahap rekonstruksi justru menambah kesenangan ketika mengunjunginya.


CANDI KALASAN







DREAMGEDE Wisata Jogja mengajak kamu wisata sejarah yang sangat bermanfaat karena terletak sekitaran pusat Kota Yogyakarta. Punya waktu luang di sore hari? Sekali-kali isi waktu dengan berkunjung ke candi Budha Kalasan. Sembari menunggu sunset di candi Kalasan anda bisa belajar dan mengenal budaya leluhur melalui bangunan peninggalan masa lalu yaitu candi.

Keunikan Candi Kalasan

Di tanah jawa ini sangat banyak terdapat candi dan tersebar di berbagai daerah. Candi yang paling terkenal yaitu candi Borobudur di Magelang, candi Prambanan dan Istana Ratu Boko. Dan setiap candi memiliki keunikan tersendiri salah satunya adalah candi Kalasan. Apa keunikan candi Budha ini?
Candi yang berlokasi di daerah Kali Bening desa Tirtomantani, kecamatan Kalasan ini adalah candi tertua yang berdiri di tanah Yogyakarta. Menurut berbagai sumber, candi ini didirikan pada tahun 777 saka atau 778 Masehi oleh Rakai Panangkaran ( Maharaja Tejapurnapana Panangkaran ) dari dinasti Sanjaya.  Dalam manuskrip pada prasasti Kelurak candi ini dapat menjadi bukti kehadiran Wangsa Syailendra, penguasa Sriwijaya di Sumatera atas Jawa.
Selain itu ada beberapa keunikan candi ini dibandingkan dengan bangunan candi yang lain. Dari sisi bangunan pada candi Kalasan ini memiliki lapisan penutup candi yang dinamakan Bajralepa, yaitu semacam plesteran di ukiran batu halus. Detil dari hiasan Bajralepa ini yang merupakan salah satu ciri Candi Kalasan, yang juga dijumpai pada Candi Sari. Dan masih banyak keunikan-keunikan lain yang bisa jumpai di Candi Kalasan Yogyakarta.



Candi Kalasan merupakan candi Buddha yang didirikan sebagai tempat untuk memuja Dewi Tara. Selesai dibangun pada 778 M oleh Rakai Panangkaran dari Wanga Sanjaya, candi yang terletak di daerah Kalasan ini menjadi candi Buddha tertua di wilayah Yogyakarta.
Candi Kalasan atau Candi Tara dibangun sebagai hadiah bagi perkawinan Pancapana dari Wangsa Sanjaya dengan Dyah Pramudya Wardhani dari Wangsa Syailendra. Kedua wangsa yang bersama-sama memerintah Kerajaan Mataran Kuno atau Kerajaan Medang periode Jawa Tengah tersebut memiliki keyakinan yang berbeda.  Wangsa Sanjawa beragama Hindu aliran Siwa, sementara Wangsa Syailendra beragama Buddha.



Dengan demikian, Candi Kalasan dibangun oleh Rakai Panangkaran yang beragama Hindu Siwa untuk persembahyangan umat Buddha. Bangunan ini menjadi bukti bahwa di masa lalu telah ada upaya untuk menjalin kehidupan yang harmonis antaragama.
Keterangan mengenai Candi Kalasan dimuat dalam Prasasti Kalasan yang ditulis pada tahun Saka 700 (778 M). Prasasti tersebut ditulis dalam bahasa Sanskerta menggunakan huruf prenagari. Dalam Prasasti Kalasan diterangkan bahwa para penasehat keagamaan Wangsa Syailendra telah menyarankan agar Maharaja Tejapurnama Panangkarana mendirikan bangunan suci untuk memuja Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta Buddha.


Menurut prasasti Raja Balitung (907 M), yang dimaksud dengan Tejapurnama Panangkarana adalah Rakai Panangkaran, putra Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Hindu. Diperkirakan bangunan yang digunakan sebagai tempat untuk memuja Dewi Tara adalah Candi Kalasan, sementara biara bagi para pendeta Buddha adalah Candi Sari yang letaknya tak jauh dari Candi Kalasan. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2015/10/service-ac-semarang-service-ac.html

Candi Kalasan memiliki tinggi 34 meter, panjang 45 meter, dan lebar 45 meter. Di pojok timur candi terdapat sumur yang airnya dipercaya umat Buddha sebagai tirta suci. Tirta ini digunakan untuk perbersihan diri dan diyakini dapat mengusir bencana
Konon katanya, Candi Kalasan menjadi salah satu bangunan suci yang menginspirasi Atisha, seorang Buddhis asal India yang pernah mengunjungi Borobudur dan menyebarkan agama Buddha di Tibet. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2015/03/sewa-video-shooting-dan-fotografi-di.html
Bangunan kuno ini telah dipugar pada 1927 dan 1929. Meski demikian, banyak bagian candi yang hilang membuat kita sulit untuk membayangkan keindahan candi seutuhnya.

 

 

Serambi Candi Kalasan yang khas dengan batu putih halus



Candi Kalasan terletak di Desa Kalibening, Tirtamani, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya sekitar 16 km ke arah timur dari kota Yogyakarta. Sesuai dengan lokasi desa di mana bangunan ini berdiri, Candi Kalasan disebut juga dengan Candi Kalibening.
Sampai sekarang, tempat pemujaan ini masih digunakan untuk acara ritual umat Buddha, seperti perayaan Waisak, Asadha, Khatina, dan Maghapuja.








Akses Dan Tiket Masuk

Bagi para pecinta wisata arkeologi, peninggalan sejarah satu ini sayang untuk dilewatkan. Lokasi candi Kalasan berada dekat dengan jalan raya, 50 m di selatan jalan Jogja-Solo. Kalau dari Jogja mau ke candi Prambanan atau Kota Solo akan melewati Candi kalasan ini, dari jalan raya akan kelihatan bagian atas Candi.

Untuk arga tiket masuk candi Kalasan ini dijamin murah meriah hanya Rp 5.000,- / Orang. 
Dekat dengan jalan raya dan tiket masuk murah jadi tak akan rugi berkunjung ke Candi ini. Apalagi diwaktu sore, jika beruntung di sore yang cerah bisa menikmati semburat sinar matahari di sore hari. 
Walaupun tidak sebesar candi Prambanan atau Borobudur, tetap menarik untuk di kunjungi karena punya keunikan tersendiri. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2015/01/5-destinasi-yang-bikin-kamu-cinta.html

CANDI SARI
TEMPAT PEMBELAJARAN AGAMA BUDHA




CANDI SARI, BANGUNAN BIARA DARI CANDI KALASAN 

Candi Sari ini terletak tidak jauh dari Candi Kalasan kira-kira hanya berjarak 1km dan 100m dari dari Jl. Solo. Secara administratif candi ini terletak di Desa Bendan Kelurahan Tirtamartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman
Candi Sari dan Candi kalasan tersebut memang memiliki banyak kemiripan, baik dari segi arsitektur maupun reliefnya. Tidak heran apabila Candi Sari ini dibangun pada masa Rakai Panangkaran seorang konseptor Candi Kalasan karena Candi Sari ini memang merupakan bangunan Budhaistis bagian dari Candi Kalasan. Konon Candi Sari ini dipergunakan sebagai bangunan biara, sebagai tempat meditasi dan asrama bagi para pendeta atau biarawan. Info Wisata Jogja WA 081904169982 / SMS 08156504380



Papan Informasi


Candi Sari ditemukan kembali pada awal abad ke-20 dalam keadaan rusak berat. Pemugaran pertama dilaksanakan antara tahun 1929 sampai 1930. Mengenai pemugaran tersebut, hasilnya kurang memuaskan, dalam arti pemugaran tersebut belum berhasil mengembalikan keutuhan bangunan aslinya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya bagian candi yang hilang. Selain itu, ketika pertama kali ditemukan, terdapat bagian-bagian bangunan yang sudah rusak termakan usia, terutama yang bukan terbuat dari batu.
Baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2015/11/pengharum-ruangan-yogyakarta-pengharum.html

Tampak Depan Kemegahan Candi Sari




Kekaguman saya langsung terluapkan saat pertama kali melihat Candi Sari, karena bentuk bangunan Candi Sari yang berjenis kuil bertingkat, tak seperti punden berundak. Dari depan, candi ini sudah terlihat bahwa bangunannya memiliki ruangan atas dan ruangan bawah.

Mengapa Candi Sari dibuat bertingkat? Adakah tujuan yang melatarbelakangi pembangunannya?





Cerita mengenai proses pembangunan Candi Sari terdokumentasikan melalui Prasasti Kalasan (700 Saka atau 778 Masehi). Konon pada abad ke-8 Masehi tersebut Maharaja Tejapurnama Panangkarana (Rakai Panangkaran) diberi nasihat oleh penasihat keagamaan agar mendirikan biara untuk para pendeta.

Candi Sari kemudian dibangun oleh Rakai Panangkaran untuk melaksanakan nasihat tersebut. Candi dengan kumpulan stupa kecil di bagian atasnya ini kemudian menjadi asrama bagi para biksu. Di tempat inilah, para biksu belajar, berdiskusi, melaksanakan kegiatan keagamaan, dan ditempa untuk kemudian mengajarkan ilmunya kepada masyarakat Mataram Kuno.

Dalam Prasasti Kalasan juga disebutkan bahwa selain membangun biara bagi para biksu, Rakai Panangkaran juga dianjurkan untuk membangun kuil sebagai tempat untuk memuja Dewi Tara. Maka dibangunlah Candi Kalasan, tak jauh dari Candi Sari. Pembangunan Candi Sari diduga berbarengan dengan masa pembangunan Candi Kalasan, maka tak heran jika banyak dijumpai kemiripan di antara kedua candi tersebut dari sisi reliefnya.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2014/11/paket-wisata-yogyakarta-3-h-2-m-paket.html

Kekaguman saya lainnya pada Candi Sari adalah pada keindahan relief yang terpahat di sekeliling Candi Sari baik pada dinding maupun arcanya. Candi Sari memiliki 36 buah arca yang ukurannya hampir sama dengan manusia secara umum yaitu 8 arca di dinding timur, 8 arca pada dinding selatan, 8 arca di dinding utara, dan 12 arca di dinding barat.

Suasana Dalam isi Candi Sari

Menurut yang saya baca pada papan keterangan dan sejarah di sana, Candi Sari ini aslinya memang merupakan bangunan bertingkat dua atau bahkan tiga. Lantai atas dulunya digunakan untuk menyimpan barang-barang untuk kepentingan keagamaan, sedangkan lantai bawah dipergunakan untuk kegiatan keagamaan, seperti belajar-mengajar, berdiskusi, dsb. info wisata Jogja WA 081904169982 / SMS 08156504380







Tampak Lantai kedua sebagai tempat asrama dalam kegiatan agama Budha






Selain arca, pahatan dengan berbagai bentuk juga memenuhi dinding Candi Sari. 
Relief Kinara Kinari, Suluran, Kumuda, dan Kalamakara yang sangat dekoratif sehingga tidak tampak seram menghias indah. Candi Sari juga memiliki keistimewaan seperti Candi Kalasan, yaitu pada dindingnya yang terlapisi Vajralepa. Lapisan inilah yang memberi warna cerah dan mengawetkan bebatuan Candi Sari.




CANDI PLAOSAN
Dua Candi Kembar yang mempesona






Satu lagi candi-candi marjinal yang menarik untuk dikunjungi. Candi Plaosan, candi yang terkenal karena bangunan candi yang identik dan terkesan kembar. Kompleks Candi Plaosan sendiri terdiri dari dua buah kompleks, yaitu Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Kompleks candi yang megah terdapat dibagian lor atau utara. Terletak di antara persawahan dan rimbunnya pohon jagung yang tumbuh subur di sekitar lokasi candi Plaosan. Lokasi yang saya jelajahi adalah Candi Plaosan Lor. 

Candi Plaosan merupakan candi yang bercorakkan agama Budha.

 
Candi ini mempunyai dua kelompok sub-bangunan. Sub-bangunan yang pertama memiliki dua buah bangunan candi utama yang sejajar dan menghadap ke barat. 

Kedua buah bangunan candi tersebut dikelilingi oleh tembok dan memiliki satu gapura pintu masuk masing-masing. 
Di antara kedua candi tersebut ada satu buah gapura yang menghubungkan kedua candi tersebut. Candi induk di sebelah utara terdapat relief yang menggambarkan tokoh wanita, sedangkan di bagian selatan menggambarkan tokoh pria. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2014/07/tempat-tempat-wisata-religi-di.html




Prasasti peresmian dan pemugaran Candi Plaosan




Di masing-masing candi induk terdapat tiga buah ruangan di dalamnya. Di dalam ruang tersebut terdapat arca Dhyai Boddhisatwa serta terdapat relief mengenai perjalanan Sang Budha. Di sekitar candi utama terdapat beberapa candi Perwara (candi pengiring) dan juga beberapa stupa yang mirip dengan stupa yang berada di Candi Borobudur. Hanya sayang masih banyak candi Perwara yang berwujud reruntuhan yang berhamburan karena proses pemugaran juga memakan waktu yang cukup lama.

Kumpullan Candi Perwara ( Candi - Candi Kecil sebagai Pengiring )





Kompleks Candi Plaosan didirikan pada pertengahan abad ke-9 Masehi, antara tahun 825-850 M. Pendapat ini didasarkan dari data prasasti, gaya seni, dan arsitektur Candi Plaosan. Candi ini dibangun oleh seorang putri raja bernama Pramodhawardhani atau Sri Kahulunan dari Dinasti Syailendra penganut agama Budha, dengan didampingi sang suami, Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya penganut agama Hindu. 

Ada yang mengatakan kalau candi ini merupakan simbol cinta Pramodhawardhani dan Rakai Pikatan. Hubungan keduanya pada dasarnya tidak direstui keluarga masing-masing, karena perbedaan agama dan kebudayaan. Tapi apapun itu, tidak ada yang bisa menghalangi cinta keduanya. Nah...mungkin karena cerita itulah, muncul mitos kalau candi ini mempunyai kekuatan cinta dan mendatangkan berkah. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2014/02/ciptakan-udara-bersih-bebas-debu-dan.html


Rumput ijo ini yang jadi "jujugan" para pengunjung untuk berfoto-foto






Setelah membaca papan info tersebut, kami pun jalan-jalan berkeliling kompleks candi. Candi Plaosan Lor merupakan sebuah kompleks percandian yang terdiri dari 2 bangunan induk dikelilingi oleh 6 candi patok, 58 candi perwara, dan 116 stupa perwara serta ditambah 1 bangunan mendapa. Dua bangunan utama candi (candi utama selatan dan utara) yang menghadap ke barat ini, dikelilingi hamparan rumput ala-ala lapangan sepakbola, tapi nggak luas-luas amat. 

Berjalan ke arah utara, kami menemukan sebuah bangunan candi, tapi dengan bentuk semacam pendapa. Apa itu yang namanya bangunan mendapa? Entahlah. Nggak ada keterangannya. Saya lebih suka di bangunan candi pendapa tersebut. Sepertinya pengunjung jarang ada yang sampai ke sisi utara kompleks candi. Tempatnya lebih tenang.


Pohon Bodhi yang Rindang dan sejuk untuk beristirahat




PENDAPA UTARA CANDI PLAOSAN




Tempat Penyimpanan Koleksi candi untuk Reskontruksi dan perawatan Candi Plaosan



Kedua candi utama tersebut dikelilingi pagar, dengan pintu masuk berada di sisi barat berupa gapura paduraksa, dengan atap yang dihiasi deretan mahkota kecil. Puncak atap gapura berbentuk persegi dengan mahkota kecil di atasnya.
Antara candi utama yang berada di sisi selatan dan utara dipisahkan dengan tembok, tetapi terdapat sebuah pintu di tengahnya. Masing-masing bangunan candi utama berdiri di atas kaki setinggi sekitar 60 cm tanpa selasar yang mengelilingi tubuhnya. Tangga menuju pintu dilengkapi dengan pipi tangga yang memiliki hiasan kepala naga di pangkalnya. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2014/01/pantai-ngobaran-kulturasi-jawa-dan.html
Bingkai pintu dihiasi pahatan bermotif bunga dan sulur-suluran. Di atas ambang pintu terdapat hiasan kepala Kala tanpa rahang bawah. Sepanjang dinding luar tubuh kedua candi utama dihiasi oleh relief yang menggambarkan laki-laki dan perempuan yang sedang berdiri dalam ukuran yang mendekati ukuran manusia sesungguhnya.



Relief pada dinding candi yang di selatan menggambarkan laki-laki, sedangkan pada candi yang di utara menggambarkan perempuan. Bagian dalam kedua bangunan utama terbagi menjadi enam ruangan, tiga ruangan terletak di bawah, sedangkan tiga ruangan lainnya terletak di tingkat dua. info wisata Jogja WA 081904169982
Lantai papan yang membatasi kedua tingkat saat ini sudah tidak ada lagi, namun pada dinding masih terlihat alur bekas tempat memasang lantai.
Di ruang tengah terdapat 3 arca Buddha duduk berderet di atas padamasana menghadap pintu, namun arca Buddha yang berada di tengah sudah raib. Pada dinding di kiri dan kanan ruangan terdapat relung yang tampaknya merupakan tempat meletakkan penerangan. Relung tersebut diapit oleh relief Kuwera dan Hariti.
Gerbang masuk ke Candi Plaosan





Dua Patung penjaga di pintu masuk menuju Candi Plaosan

Memiliki kompleks yang cukup luas, dan memiliki jumlah bangunan yang cukup banyak, menjadikan candi ini layak untuk anda kunjungi.

DREAMGEDE Tour & Travel melayani penjemputan di Hotel, Bandara atau stasiun anda akan kami ajak untuk mengunjungi candi Sambisari, Kalasan, Candi Sari, dan Candi Plaosan. Ada sejumlah candi yang wajib anda kunjungi ketika bertandang ke Yogyakarta. Seperti candi yang begitu terkenal hingga mancanegara, yaitu candi Prambanan atau Candi Borobudur merupakan candi Hindu Budha yang terbesar di Indonesia, yang dibangun sekitar abad ke-9 masehi. Sangat cocok untuk mengisi Paket Liburan Jogja anda.
Melayani paket wisata pribadi, pre wedding, sekolah, dan kunjungan instansi. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.co.id/2013/11/wisata-serumakan-enak-tidur.html





WA 08190 4169 982
SMS 0815 6504 380
BBM 5513A5A6






0 komentar:

Posting Komentar