Total Tayangan Halaman

Rabu, 25 September 2019

BERWISATA KE GUNUNG KAWI MALANG, PAKET ZIARAH KE GUNUNG KAWI, WISATA RELIGI KE MAKAM BUNG KARNO DARI JOGJA, WISATA RELIGI KE MAKAM BUNG KARNO DARI SEMARANG, INFO HARGA ZIARAH KE GUNUNG KAWI MALANG, WISATA KE MAKAM MBAH DJOEGO KESAMBEN BLITAR, MITOS BERZIARAH KE MAKAM GUNUNG KAWI MALANG, ZIARAH RELIGI DI MBAH DJOEGO KESAMBEN BLITAR

WISATA SEJARAH DI GUNUNG KAWI 

MALANG, PESONA MAKAM MBAH JONO 

GUNUNG KAWI MALANG



INFO WISATA RELIGI DI GUNUNG KAWI 

MALANG, ZIARAH KHUSUS KE GUNUNG

 KAWI MALANG



WISATA KE MAKAM BUNG KARNO 

BLITAR, INFO ZIARAH KE MAKAM BUNG

 KARNO, PAKET MURAH ZIARAH KE

 MAKAM BUNGKARNO DARI SEMARANG

, PAKET MURAH ZIARAH KE MAKAM

 BUNGKARNO DARI YOGYAKARTA



MELIHAT DARI DEKAT MAKAM MBAH

 DJOEGO KESAMBEN BLITAR



pagi hari di lereng gunung kawi



makam Gunung Kawi

air suci di Kesamben Mbak Djoego


Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. sobat sahabat DREAMGEDE TOUR TRAVEL. Perjalanan kunjungan kita ke wisata Religi Gunung Kawi dan Kesamben Blitar Jawa Timur. 

Banyak rumor, kepercayaan kalau tempat ini untuk mencari kekayaan ( pesugihan ). Padahal tidak 100 % betul. Lokasi nya lereng Gunung Kawi menarik banget. Pemandangan sangat indah. Suasana jauh sekali dari tempat mistis. Memang ada tempat ziarah, bagi yang mau ziarah. Bagi yang mau wisata biasa, banyak hal yang bisa di nikmati. Kuliner khas pedesaan banyak sekali, harga sangat sangat merakyat. Pulang mau beli souvenir dan oleh oleh khas pedesaan juga berlimpah. 

Jadi wajib berkunjung kemari bila wisata ke Malang Jawa Timur. Anggapan Gunung Kawi tempat yang mistis karena tempat mencari pesugihan, tidak selamanya benar. Tips bagi yang pertama kali berkunjung ke mari. Karena ini tempat ziarah, banyak guide/pemandu ziarah. Kalau kita hanya wisata biasa, tolak saja secara halus ( mereka tidak memaksa ). INFO PAKET WISATA RELIGI WA 08190 41 69982 / SMS 081565 04380


GUNUNG KAWI


Pemandangan sunrise dari atas bukit, tampak pemandangan Kota Malang






SELAMATAN Warga


makam bung Karno


Kami menyelenggarakan event wisata religius. Gelaran selamatan wisata ini memilih tempat  Gunung Kawi dan makam mbah Djoego Blitar. Para peserta agaknya tidak menyianyiakan kesempatan ini untuk melihat apa yang ‘tersimpan’ di balik makam Gunung Kawi-Malang. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/09/paket-ziarah-walisongo-ke-jawa-timur.html

Pengalaman bidang spiritual dan mengemas wisata di Gunung Kawi karena wisata RELIGI nya selalu unik, dan punya hal baru di setiap acara. Berikut penjelasan acara nya : 


1.   PASAREHAN MAKAM GUNUNG KAWI





penjual bunga di pasarean gunung kawi


Konon, barang siapa melakukan ritual dengan rasa kepasrahan dan pengharapan yang tinggi maka akan terkabul permintaannya, terutama menyangkut masalah kekayaan. Mitos seputar pesugihan Gunung kawi ini diyakini banyak orang, terutama oleh mereka yang sudah merasakan "berkah" berziarah ke Gunung Kawi. Namun bagi kalangan rasionalis-positivis, hal ini merupakan isapan jempol belaka.

Biasanya lonjakan pengunjung yang melakukan ritual terjadi pada hari Jumat Legi (hari pemakaman Eyang Jugo) dan tanggal 12 bulan Suro (memperingati wafatnya Eyang Sujo). Ritual dilakukan dengan meletakkan sesaji, membakar dupa, dan bersemedi selama berjam-jam, berhari-hari, bahkan hingga berbulan-bulan.








SUASANA malam seperti pasar malam


Di dalam bangunan makam, pengunjung tidak boleh memikirkan sesuatu yang tidak baik serta disarankan untuk mandi keramas sebelum berdoa di depan makam. Hal ini menunjukkan simbol bahwa pengunjung harus suci lahir dan batin sebelum berdoa.

Selain pesarean sebagai fokus utama tujuan para pengunjung, terdapat tempat-tempat lain yang dikunjungi karena 'dikeramatkan' dan dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk mendatangakan keberuntungan, antara lain :


1.  Rumah Padepokan Eyang Sujo

Rumah padepokan ini semula dikuasakan kepada pengikut terdekat Eyang Sujo yang bernama Ki Maridun. Di tempat ini terdapat berbagai peninggalan yang dikeramatkan milik Eyang Sujo, antara lain adalah bantal dan guling yang berbahan batang pohon kelapa, serta tombak pusaka semasa perang Diponegoro.

2. Guci Kuno

Dua buah guci kuno merupakan peninggalan Eyang Jugo. Pada jaman dulu guci kuno ini dipakai untuk menyimpan air suci untuk pengobatan. Masyarakat sering menyebutnya dengan nama 'janjam'. Guci kuno ini sekarang diletakkan di samping kiri pesarean. Masyarakat meyakini bahwa dengan meminum air dari guci ini akan membuat seseorang menjadi awet muda.

3. Pohon Dewandaru

Di area pesarean, terdapat pohon yang dianggap akan mendatangkan keberuntungan. Pohon ini disebut pohon dewandaru, pohon kesabaran. Pohon yang termasuk jenis cereme Belanda ini oleh orang Tionghoa disebut sebagai shian-to atau pohon dewa. Eyang Jugo dan Eyang Sujo menanam pohon ini sebagai perlambang daerah ini aman.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/04/paket-wisata-religi-3-hari-di-jakarta.html

Untuk mendapat 'simbol perantara kekayaan', para peziarah menunggu dahan, buah dan daun jatuh dari pohon. Begitu ada yang jatuh, mereka langsung berebut. Untuk memanfaatkannya sebagai azimat, biasanya daun itu dibungkus dengan selembar uang kemudian disimpan ke dalam dompet. Namun, untuk mendapatkan daun dan buah dewandaru diperlukan kesabaran. Hitungannya bukan hanya, jam, bisa berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Bila harapan mereka terkabul, para peziarah akan datang lagi ke tempat ini untuk melakukan syukuran.


pohon dewandaru yang dikramatkan




SEJARAH EYANG SUJONO DAN EYANG DJUGO

Yang dimakamkan dalam satu liang lahat di pesarean Gunung Kawi ini? Menurut Soeryowidagdo (1989), Eyang Jugo atau Kyai Zakaria II dan Eyang Sujo atau Raden Mas Iman Sudjono adalah bhayangkara terdekat Pangeran Diponegoro. Pada tahun 1830 saat perjuangan terpecah belah oleh siasat kompeni, dan Pangeran Diponegoro tertangkap kemudian diasingkan ke Makasar, Eyang Jugo dan Eyang Sujo mengasingkan diri ke wilayah Gunung Kawi ini.

Semenjak itu mereka berdua tidak lagi berjuang dengan mengangkat senjata, tetapi mengubah perjuangan melalui pendidikan. Kedua mantan bhayangkara balatentara Pangeran Diponegoro ini, selain berdakwah agama islam dan mengajarkan ajaran moral kejawen, juga mengajarkancara bercocok tanam, pengobatan, olah kanuragan serta ketrampilan lain yang berguna bagi penduduk setempat. Perbuatan dan karya mereka sangat dihargai oleh penduduk di daerah tersebut, sehingga banyak masyarakat dari daerah kabupaten Malang dan Blitar datang ke padepokan mereka untuk menjadi murid atau pengikutnya.

Setelah Eyang Jugo meninggal tahun 1871, dan menyusul Eyang Iman Sujo tahun 1876, para murid dan pengikutnya tetap menghormatinya. Setiap tahun, para keturunan, pengikut dan juga para peziarah lain datang ke makam mereka melakukan peringatan. Setiap malam Jumat Legi, malam eninggalnya Eyang Jugo, dan juga peringatan wafatnya Eyang Sujo etiap tanggal 1 bulan Suro (muharram), di tempat ini selalu diadakan Perayaan tahlil akbar dan upacara ritual lainnya. Upacara ini iasanya dipimpin oleh juru kunci makam yang masih merupakan para keturunan Eyang Sujo.

Tidak ada persyaratan khusus untuk berziarah ke tempat ini, hanya membawa bunga sesaji, dan menyisipkan uang secara sukarela. Namun para peziarah yakin, semakin banyak mengeluarkan uang atau sesaji, semakin banyak berkah yang akan didapat. Untuk masuk ke makam keramat, para peziarah bersikap seperti hendak menghadap raja, mereka berjalan dengan lutut. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/05/paket-wisata-dieng-paket-wisata-dieng-2.html

harga ' seserahan' untuk ruwatan



Hingga dewasa ini pesarean tersebut telah banyak dikunjungi oleh berbagai kalangan dari berbagai lapisan masyarakat. Mereka bukan saja berasal dari daerah Malang, Surabaya, atau daerah lain yang berdekatan dengan lokasi pesarean, tetapi juga dari berbagai penjuru tanah air. Heterogenitas pengunjung seperti ini mengindikasikan bahwa sosok kedua tokoh ini adalah tokoh yang kharismatik dan populis.

Namun di sisi lain, motif para pengunjung yang datang ke pesarean ini pun sangat beragam pula. Ada yang hanya sekedar berwisata, mendoakan leluhur, melakukan penelitian ilmiah, dan yang paling umum adalah kunjungan ziarah untuk memanjatkan doa agar keinginan lekas terkabul. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/03/paket-wisata-dan-ziarah-wali-tour.html




GERBANG Pintu masuk atas Pasarean Eyang Sujono




selamatan dan doa hajad dari para peziarah


Di luar kompleks makam, ada Kelenteng Kwan Im. Lilin-lilin merah, besar, terus bernyala. Puluhan warga Tionghoa secara bergantian berdoa di sana. Disana juga ada ciamsi, ajang meramal nasib ala Tionghoa.

Selain berdoa sendiri-sendiri, Yayasan Gunung Kawi menawarkan paket ritual tiga kali sehari: pukul 10.00, pukul 15.00, pukul 21.00. Ritual ini dipimpin dukun atau tukang doa setempat, namun harus pakai sesajen untuk selamatan. Siapa yang mau ikut harus mendaftar dulu di loket. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/11/tempat-wisata-unik-di-jogja-wisata.html

klenteng Gunung Kawi



Pertunjukan wayang kulit


Sejak adanya makam Mbah Djoego yang dirawat Pek Yam, Gunung Kawi di Malang, Jawa Timur ramai dikunjungi orang yang ingin berziarah. Namun seiring perkembangan, banyak orang yang gagal paham dalam berdoa. Orang-orang yang datang meyakini dengan berdoa di makam Mbah Djoego bakal mendatangkan kekayaan. Gunung Kawi kemudian lebih dikenal dengan tempat pesugihan. Fenomena ini tentu saja menyimpang dari kepribadian Mbah Djoego semasa hidup yang religius dan suka menolong siapapun yang membutuhkan.
Cerita ini termasuk Legenda karena merupakan prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Cerita ini memberi pelajaran kepada kita untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Setiap perbuatan baik pasti akan mendatangkan kebaikan baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Setiap orang kesusahan wajib untuk ditolong tanpa melihat suku atau agamanya.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/10/paket-wisata-ke-yogyakarta-2-hari-3_13.html


beraneka ragam yang di jajakan disetiap perjalanan ke Makam Gunung Kawi



2.  PESANGGRAHAN EYANG DJOEGO


pintu gerbang eyang Djoego



Pesanggrahan Eyang Djugo, terletak di Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Tempat ini adalah padepokan Eyang Djugo sebelum pindah ke Gunung Kawi. Meski lebih dikeramatkan oleh masyarakat Jawa, di tempat ini nuansa Tionghoa juga sangat kental.
Selain bangunan tempat  jiamzi  yang sering disebut Klenteng Kwan Im, ada dua lagi bangunan yang sama. Sebuah klenteng pemujaan untuk Dewa Kwan Kong dan pemujaan kepada Ti Kong. Dua bangunan yang disebut terakhir, terletak di sebelah kanan bangunan utama di mana petilasan Eyang Djugo berada. Sedangkan Klenteng Kwan Im letaknya jauh ke dalam sekitar 50 meter dari bangunan utama. Di dekat Klenteng Kwan Kong, terdapat bangunan berwarna merah yang biasa digunakan untuk membakar kertas sembahyang.
Kentalnya nuansa Tionghoa tidak hanya terlihat lewat ketiga bangunan tersebut. Hampir di semua tempat yang dikeramatkan di komplek itu, terdapat hiolo dan biji puakpwe. Seperti di ranjang petilasan, tempat istirahat, serta bangunan tempat watu lumpang peninggalan Eyang Djugo.  baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/09/sedekah-sehat-komunitas-thibun-nabawi.html








Saat kami berkunjung ke lokasi yang bejarak sekitar 25 kilometer dari Kota Blitar itu, bekas-bekas bakaran hioswa juga masih nampak. Saat-saat tertentu, nuansa seperti itu akan lebih terasa dengan kedatangan para peziarah Tionghoa.  Setiap malam Senin Pahing dan malam Jum’at Legi, atau Bulan Selo saat peringatan wafatnya Eyang Djugo.

Tujuan mereka pun sama dengan warga yang lain, mendapat berbagai berkah dari yang dimuliakan di petilasan ini. Seperti penglarisan, pengobatan, enteng jodoh, hingga gampang rejeki. Bila orang-orang Jawa melakukan ritual-ritual dalam budaya Tionghoa seperti dua orang ibu di atas, sebaliknya dengan warga Tionghoa. 

Mereka juga melakukan ritual yang biasa dilakukan orang Jawa, seperti membakar kemenyan dan sejenisnya. Menurut keyakinan bahwa Eyang Djugo adalah pendatang dari Tiongkok merupakan penyebab banyaknya orang Tionghoa datang ke tempat itu. Diceritakan, semasa hidupnya Eyang Djugo pernah pergi dan tinggal beberapa lama di Negeri Tiongkok. Karena itu ada yang menganggap bahwa Eyang Djugo adalah pendatang dari Tiongkok, bahkan sebagian mengaku sebagai keturunannnya.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/06/wisata-candi-di-yogyakarta-chapter-one.html


klenteng tionghoa, di sanggrahan Mbah Djoego

pemandangan sawah yang menyejukan mata... alhamdulilah



ini yang di sebut pesanggrahan Mbah Djoego



3.   MAKAM PROKLAMATOR BUNG KARNO BLITAR




PATUNG SOEKARNO Membaca



Makam Bung Karno merupakan  icon wisata di Blitar. Sebuah wisata yang wajib anda kunjungi apabila anda bepergian ke Blitar. Tidak heran apabila Blitar juga mendapat julukan Bumi Bung Karno, karena memang Bung Karno dikebumikan di Kota Patria nan kecil ini. Selain makam Bung Karno, anda juga bisa melihat berbagai macam dokumentasi Bung Karno berupa foto di museum yang masih terletak di Komplek Makam Bung Karno.  

Sebelum menuju makam, ada baiknya anda masuk melalui pintu selatan, tepatnya berada di sebelah selatan perpustakaan Bung Karno. Karena di tempat ini anda akan menemui salah satu spot foto favorit para wisatawan dangan background Patung Bung Karno yang berada tepat di depan pintu masuk perpustakaan. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/05/jasa-terapi-bekam-jogja-bekam.html


MUSEUM BUNG KARNO





Setelah puas mengabadikan foto dengan latar belakang patung Bung Karno, anda bisa melanjutkan masuk ke ruangan yang menyimpan ratusan foto dokumentasi Bung Karno. Di ruangan ini anda dapat melihat berbagai macam kegiatan Bung Karno yang sempat terabadikan dalam lensa. Apabila anda ingin melihat peninggalan barang dan foto yang lain, anda bisa berkunjung ke Istana Gebang Blitar yang lokasinya tidak begitu jauh dari Makam Bung Karno.
Setelah puas dengan ruangan ini, anda bisa masuk ke perpustakaan Bung Karno untuk membaca buku / meminjam (khusus untuk anggota dengan KTP Kota Blitar). Di perpustakaan, anda tidak diizinkan untuk mengambil foto. Di dalam perpustakaan Bung Karno ada sebuah ruangan yang berisi buku-buku khusus tentang Bung Karno.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2017/04/paket-wisata-solo-1-hari-dari-semarang.html



foto dokumentasi Bung karno


MEGAHNYA MAKAM BUNG KARNO 

Anda bisa langsung melihat kemegahan komplek makam bung karno dengan pilar-pilar dan kolam yang ada di tengah. Untuk menuju makam Bung Karno, anda harus menaiki tangga yang cukup tinggi. Sebelum masuk ke area makam, anda isi buku tamu yang berada di sebelah barat tangga tersebut. Setelah itu anda bisa masuk ke area makam Bung Karno.

Makam Bung Karno ramai dikunjungi orang ketika hari Sabtu dan Minggu serta musim liburan. Apabila anda ingin mendapatkan ketenangan saat berkunjung di sini, disaranakan untuk datang di hari biasa dimana tidak akan terlalu banyak orang yang datang.



Keberadaan makam Bung Karno di Blitar menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan yang datang berkunjung. Setiap hari kompleks makam seluas lebih dari 1,8 hektare ini selalu ramai dikunjungi. Apalagi setelah adanya perpustakaan dan museum kecil yang terbuka untuk masyarakat umum, pengunjung pun bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak mengenai perjuangan Bung Karno. Tempat ini juga dilengkapi dengan fasilitas musala dan pendapa paseban sebagai tempat pengunjung yang ingin beristirahat. 

Pusara Bung Karno dan kedua orangtuanya ditempatkan di sebuah bangunan berbentuk joglo, ciri khas bangunan masyarakat Jawa, yang disebut dengan Cungkup Astana Mulyo. Nisan Bung Karno yang terbuat dari batu pualam besar berwarna hitam, bertuliskan: “Di sini dimakamkan Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama Republik Indonesia, Penyambung Lidah Rakyat”.





makam bung karno yang tidak pernah sepi di kunjungi peziarah


Paket Wisata Religi Ziarah Makam Wali Songo Murah DREAMGEDE TOUR TRAVELKami sediakan Paket Wisata Religi Ziarah Makam Wali Songo maupun Jasa Sewa Bus untuk Ziarah ke Makam Wali Songo atau Ziarah ke makam Wali Lima baik dari pulau Jawa, Lampung, Kalimantan maupun Ziarah Kubur Wali Songo berasal dari Semarang dan Yogyakarta. INFO PAKET WISATA  RELIGI WA 08190 41 69982/ SMS 0815 650 4380
DREAMGEDE TOUR TRAVEL memberikan harga sewa bus untuk ziarah religi yang terjangkau di kantong jamaah tanpa meninggalkan layanan yang ramah dan nyaman. Pastinya di dukung Crew Bus Pariwisata Ziarah Wali Songo yang sopan dan amanah juga tak lupa dibimbing oleh Ustadz yang memiliki pengalaman dalam membimbing Paket Wisata Religi Wali Songo apabila belum ada. Tour Ziarah Wali Songo dikemas dalam Paket Wisata Religi Wali Songo bersama dengan selagi tidak cukup lebih 5 hingga 7 hari atau bergantung berasal dari permohonan jamaah. Selain mengunjungi makam-makam para Wali yang tersedia di tanah Jawa, terhitung dapat singgah ke sebagian wilayah lain yang udah di jadwalkan. Pastinya, harga bakal mengatur bersama layanan yang dapat di dapatkan.  baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2015/10/10-gedung-pertemuan-di-semarang-10.html




SMS 081 565 043 80
WA 08190 41 699 82
BBM DC0A 1DEB

0 komentar:

Posting Komentar