Total Tayangan Halaman

Senin, 08 Mei 2017

WISATA DALAM KAMPUS UII KALIURANG, WISATA UNIK ADA CANDI DALAM KAMPUS, PAKET WISATA EDUKASI DAN SEJARAH (MUSEUM UII DAN CANDI KIMPULAN) , CANDI KIMPULAN KOMPLEK KAMPUS UII KALIURANG









DREAMGEDE Wisata Jogja mengajak anda berwisata ketempat - tempat yang unik. 
mengunjungi kampus terpadu Universitas Islam Indonesia (UII) Kaliurang 

Kunjungan wisata kami bermaksud untuk melihat secara langsung museum UII dan Candi Kimpulan yang ditemukan di lokasi pembangunan perpustakaan UII. Candi yang didesain dengan dikelilingi oleh perpustakaan diresmikan secara langsung oleh Ir. Jero Wacik sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Candi Kimpulan konon berdiri antara tahun 746 hingga 784 masehi di bawah pemerintahan era Rakai Panangkaran. 
Di sinilah dinamika Kerajaan Mataram Kuno tergurat dari Wangsa Syailendra hingga keturunan Wangsa Sanjaya.

Sejarah Peresmian Museum UII

Pada masa 17 oktober 2011 di depan Gedung Perpustakaan Pusat dan Museum UII Jalan Kaliurang Km.14,5 diselenggarakan ceremony dalam rangka peresmian Perpustakaan Pusat dan Museum UII, sekaligus peresmian Candi Kimpulan pasca pemugaran. Acara ini dihadiri oleh para pejabat baik di lingkungan Yogyakarta, maupun pejabat negara. Acara ini terselenggara atas kerjasama antara beberapa pihak yakni Universitas Islam Indonesia, Badan Wakaf UII, serta BP3 DIY.

Pada acara ini turut hadir Bapak Jero Wacik (Menteri Pariwisata era SBY) yang pada kesempatan ini meresmikan Candi Kimpulan pasca pemugaran sekaligus gedung Moh.Hatta (Perpustakaan dan museum UII). Hadir pula Ibu Prof. Mutia Hatta, ananda dari Bapak Moh.Hatta beserta saudara dan cucu tunggal Moh.hatta sebagai tamu kehormatan yang mewakili keluarga Bapak Moh.Hatta. Baca juga : http://cermin-jayaperkasa.blogspot.co.id/2017/05/cara-bikin-tempe-di-semarang-beli-tempe.html



Acara  dimulai pukul 10. Acara diawali dengan pembukaan dan beberapa sambutan baik dari pihak UII yang disampaikan oleh Prof Edy Suwandi selaku Rektor UII, pihak Badan Wakaf UII oleh Lutfi Hasan selaku Ketua Badan Wakaf, Ibu Mutia Hatta wakil dari keluarga Moh.Hatta 
(Wakil Presiden I RI), serta sambutan Bapak Ir. Jero Wacik.






Sambutan dari Ibu Mutia Hatta disambut hangat oleh segenap hadirin yang datang. Beliau menyampaikan apresiasi terhadap UII karena telah mengabadikan nama Moh.Hatta sebagai nama gedung perpustakaan dan museum UII.
"Keluarga Bung Hatta menyampaikan rasa bahagia dan bangga, karena nama ayah kami diabadikan sebagai nama perpustakaan ini. Semoga semangat Bung Hatta dalam mencintai buku, mampu ditransformasikan melalui perpustakaan ini,"
Beliau juga menceritakan betapa bapak Moh.Hatta adalah sosok negarawan yang sangat mencintai buku. Karena cintanya beliau pada buku dan ilmu yang terdapat di dalamnya, beliau memiliki ribuan koleksi buku yang dimiliki beliau sejak mengenyam pendidikan di Belanda, hingga saat beliau diasingkan di Bouvendigul. Bahkan untuk menata koleksi buku beliau yang terdiri dari belasan peti, membutuhkan waktu 3 hari full. Selain itu, dalam sambutannya, Ibu Mutia Hatta juga menceritakan bahwa sebagai negarawan yang cinta pada buku, Moh.Hatta menggunakan ilmu yang diperolehnya semata untuk membangun bangsa Indonesia. Meskipun saat itu bangsa Indonesia belum merdeka, namun beliau sudah memikirkan bagaimana membangun bangsa Indonesia melalui perekonomian. Pembangunan menurut Moh Hatta sejatinya adalah membangun rakyat itu sendiri bukan pembangunan secara fisik. baca juga : http://cermin-jayaperkasa.blogspot.co.id/2016/07/jasa-penyelenggara-meeting-di.html


   



Lebih menariknya adalah sambutan yang disampaikan oleh Bapak Jero Wacik, yang juga menyampaikan apresiasi beliau kepada pihak UII dan Badan Wakaf, yang telah bijaksana dalam menyikapi temuan situs Candi Kimpulan. Menurut beliau, apa yang telah dilakukan oleh pihak UII merupakan salah satu wujud toleransi beragama, dan penghargaan terhadap situs sejarah. 
"Ini sebuah sejarah, di mana situs Candi Hindu ditemukan di kompleks universitas yang bernafaskan Islami. Kebesaran jiwa dan toleransi antarumat beragama di Indonesia," 
Bapak Jero Wacik juga mengatakan bahwa segala yang terjadi di dunia ini tidak ada yang kebetulan dimata Tuhan, semua telah ada di dalam rencana Nya. Begitu juga dengan temuan situs candi yang awal mulanya ditemukan pada Jumat 11 Desember 2010 juga bukan merupakan suatu ‘kebetulan’, melainkan karena skenario Tuhanlah yang membuat demikian. Hadirin yang datang pada acara peresmian ini tampak menyimak dengan seksama sambutan dari Bapak Jero Wacik. Cara beliau menyampaikan sambutan, powerfull, memotivasi, dengan bahasa yang ringan dan renyah membuat suasana menjadi cair dan menyenangkan. baca juga : http://cermin-jayaperkasa.blogspot.co.id/2015/12/jasa-sopir-pribadi-semarang-jasa-driver.html
   

Peresmian Candi Kimpulan dan Perpustakaan Pusat dan Museum UII ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik yang disaksikan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Edy Suwandi dan Ketua Badan Wakaf UII Lutfi Hasan. Bapak Jero Wacik mengatakan bahwa penandatanganan prasasti ini merupakan tanda tangan terakhir beliau selama menjabat sebagai Menbudpar pada KBI jilid 2 ini. Karena menurut beliau, selanjutnya Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata akan berubah menjadi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementrian Pariwisata dan Industri Kreatif.  

Usai menandatangi prasasti, Bapak Jero Wacik, Ibu Mutia Hatta, beserta tamu undangan dan jajaran petinggi UII mengelilingi gedung Moh.Hatta Perpustakaan dan Museum UII, dan meninjau langsung Candi Kimpulan. Sambutan hangat dipersiapkan khusus oleh pihak UII.




beberapa koleksi yang menarik dalam Museum UII

CANDI KIMPULAN : KEUNIKAN DITENGAH KEMEGAHAN KAMPUS






Pernah mendengar Candi Kimpulan ? 
Candi yang ada didalam  bangunan perpustakaan di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta. Candi Kimpulan warisan budaya adiluhung karya cipta sebuah generasi. ditemukan, dikenali dan dilestarikan oleh rasa handarbeni, rasa peduli dan atmosfir harmoni yang hidup dalam dinamika budaya warga bangsa. 

Candi Kimpulan memang tidak begitu terkenal seperti candi-candi yang ada di Yogyakarta dan tidak juga banyak yang tahu. 








Aku sendiri tahu candi Kimpulan ini dari Mantan Menteri Pariwisata era zaman SBY yaitu bapak Jero Wacik. Pada saat itu Jero Wacik dikabarkan, bahwa ada penemuan Candi di dalam wilayah kampus UII.Candi yang tidak besar dan luas. Candi ini ditemukan secara tidak sengaja pada 11 Desember 2009 ketika tengah diadakan penggalian untuk fondasi proyek pembangunan perpustakaan UII. 
Candi ini terkubur sekitar lima meter di bawah tanah. Awalnya penemuan candi ini menjadi dilema bagi Jero Wacik sebagai Menteri Pariwisata dan Kebudayaan. Umumnya jika ada penemuan sebuah situs atau candi, lokasi penemuan tersebut otomatis menjadi milik pemerintah yang dilindungi oleh undang-undang yang berlaku. Batu Penandatangan Jero Wacik dan Pendiri UII (dokpri) Pada saat itu situs candi yang ditemukan mempunyai             2 pilihan : Tanah tempat candi ditemukan di ambil alih oleh Pemerintah dan menjadi hak Negara. baca juga : http://cermin-jayaperkasa.blogspot.co.id/2014/03/paket-lava-tour-dengan-jeep-bersepeda.html


Candi tersebut akan di pindahkan ke sebuah museum dan UII tetap melanjutkan pembangunannya. Namun Jero Wacik yang beragama hindu ini memiliki rasa yang mendalam terhadap penemuan situs candi ini, yang kebetulan memang candi ini jelas bersifat Hindu Siwa
Sebagai orang yang beragama dan bertoleransi tinggi, dia memutuskan untuk menggabungkan kedua agama ini berjalan berdampingan. UII yang notabene berasal dari agama Islam bisa memiliki candi yang berasal dari agama hindu. 

Jadilah sebuah perpustakaan yang didalamnya terdapat sebuah situs candi yang diberi nama Candi Kimpulan. Berdasarkan nama tersebut, Candi ini pada saat pertama kali ditemukan dikenal oleh masyarakat luas sebagai Candi UII (Candi Universitas Islam Indonesia), karena ditemukan di lingkungan Kampus UII. 
info wisata WA 081904169982




BP3 menamai candi ini Candi Kimpulan berdasarkan nama desa setempat. Akan tetapi Yayasan Badan Wakaf UII mengusulkan nama lain, Pustakasala yang berarti "perpustakaan" dalam bahasa Sansekerta. 
Maksud penamaan ini untuk menekankan sejarah penemuan candi di tempat yang semula hendak dibangun perpustakaan.  Nama ini juga untuk menggambarkan nuansa pendidikan universitas, ditambah lagi arca Ganesha yang ditemukan di situs dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan, intelektual, dan kebijaksanaan. 
Candi ini jelas bersifat Hindu Siwa. Akan tetapi arsitektur candi ini tidak lazim, lain daripada gaya candi-candi yang lazim ditemukan di kawasan ini. Tidak seperti candi bergaya Jawa Tengah lainnya, tubuh candi dan atap dari batu tidak ditemukan. Candi ini berukuran kecil dan sederhana ukiran hiasannya. Candi ini hanya terdiri dari beberapa bujur sangkar landasan candi berpagar serta tangga dan celah masuk berhias antefiks berukir Kala. Ruang dalam terdapat arca Ganesha, Nandi, dan Lingga-Yoni. 







Sejauh ini para ahli menduga bahwa gaya arsitektur dan sejarah candi ini bersifat sederhana. 

Tubuh, tiang, dan atap candi kemungkinan besar terbuat dari kayu atau bahan organik lainnya yang mudah lapuk dan telah musnah tanpa meninggalkan sisa. 

Bentuk asli candi ini mungkin serupa dengan pura Hindu Bali dengan atap meru yang menjulang dari bahan kayu, sirap, atau atap ijuk.













Tidak seperti Candi Prambanan, candi kerajaan yang megah dan berukir indah dan mewah, Candi Pustakasala boleh jadi hanyalah candi desa sederhana yang dibangun masyarakat umum di suatu desa di pinggiran ibu kota kerajaan. 

DREAMGEDE Wisata Jogja yang datang mengunjungi Candi Kimpulan, Seperti Candi Sambisari, Candi Morangan, dan Candi Kedulan, candi ini diperkirakan terkubur bersamaan akibat letusan Gunung Merapi di dekatnya yang meletus sekitar seribu tahun yang lalu. Penemuan candi ini merupakan penemuan arkeologi yang paling menarik di Yogyakarta baru-baru ini, serta menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan adanya candi-candi lain yang masih terkubur oleh lahar dan debu vulkanik Gunung Merapi. 
Penelitian lebih lanjut dan penggalian arkeologi dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta. Candi ini jelas bersifat Hindu Siwa, dan berdasarkan gaya ukiran dan arca menunjukan bahwa candi ini dibangun pada kurun waktu abad ke-9 sampai ke-10 pada masa Kerajaan Mataram Kuno. 
Candi yang ada dalam lingkungan kampus adalah hal yang patut dibanggakan oleh mahasiswa yang kuliah di UII, karena satu-satunya kampus di dunia yang memiliki sebuah situs candi dalam lingkungannya. baca juga : http://cermin-jayaperkasa.blogspot.co.id/2013/11/wisata-wisata-menarik-di-gunung-kidul.html


Rasa bangga harusnya mereka rasakan ketika memiliki kampus yang ada candi dalam bangunan pustakanya. 
Bukan masalah besar dan kecilnya candi. Tapi keberadaan candi tersebut yang menjadi sebuah kebanggaan bagi para mahasiswa dan alumnusnya. 
Di dunia manapun tidak akan ditemukan hal sehebat ini. Sejarah yang melekat dalam kampus UII memiliki nilai yang sangat berharga. 






Candi Kimpulan berjumlah 2 candi, terdiri dari dua situs Candi yaitu : Candi Induk dan Candi Perwara. Candi Kimpulan ditemukan berada di kedalaman 5,65 meter di bawah permukaan tanah, dan pada saat ditemukan tertimbun oleh material lahar Gunung Merapi mengingat letak candi ini berada di dekat Sungai Kladuan yang berjarak sekitar 20 km dari Gunung Merapi.
Candi Kimpulan ini diperkirakan dibangun sekitar abad IX yaitu masa Kerajaan Mataram Hindu. Candi induk di Candi Kimpulan berdenah bujur sangkar dengan ukuran 6,21×6,21 meter. Ornamen pada candi induk di antaranya antefik berhias suluran. Di dalam Candi Induk terdapat Arca Ganesha, Lingga Yoni dan wadah gerabah di bawah cerat Yoni, serta umpak batu berjumlah 12 buah. Keberadaan Arca Ganesha ini sebagai lambang ilmu pengetahuan, penjaga, dan pelindung atau penyingkir rintangan (Vigveswara).
Candi kedua yang merupakan Candi Perwara berdenah empat persegi panjang dengan ukuran 4,11×6,36 meter.
Ornamen yang terdapat di Candi Perwara diantaranya antefik polos, antefik sudut, dan dinding sudut di atas pintu.
Di dalam candi perwara ini terdapat Arca Lembu Nandini, Lapik berornamen Padma di kanan kiri Nandi, Sumuran berbentuk bujur sangkar dan Lingga Yoni.
Temuan-temuan ini kemudian dibawa ke laboratorium BP3 Yogyakarta. Tujuannya adalah untuk mengetahui jenis dan komposisi bahan, agar dapat menentukan konservasi apa yang tepat terhadap benda-benda temuan tersebut. Penimbunan Candi Kimpulan terjadi beberapa kali, hal ini dilihat dari perbedaan kondisi endapan sedimen yang berada pada lubang spit. Berdasarkan hasil analisis granulometri terdapat perbedaan ukuran butir pada setiap kedalaman, dan apabila digambarkan pada suatu penampang, maka akan diketahui bagian-bagian yang mengalami perubahan energi. baca juga : http://cermin-jayaperkasa.blogspot.co.id/2017/03/wisata-sejarah-situs-warungboto.html
Pada bagian yang mengalami perubahan energi tersebut terdapat bagian coarsening upward, dan terdapat fining upward yang terjadi secara berulang, pada setiap kondisi endapan sedimen penimbun Candi Kimpulan. Kondisi seperti ini disebabkan oleh arus lahar, yang secara sporadik dan secara cepat dalam proses dinamika sedimentasi penimbunan Candi Kimpulan. info wisata Jogja WA 081904169982
Dengan ditemukannya Candi Kimpulan ini di harapkan, dapat menjadi penyemangat guna semakin banyaknya situs candi yang ditemukan, sehingga semakin terkuaklah tabir rahasia keagungan berikut berbagai bukti otentik tak terbantahkan, terkait kebesaran negeri ini di masa lampau. Melalui penemuan berbagai situs candi semacam ini, sekaligus juga memuat harapan agar generasi Penerus Bangsa ini, kelak dapat semakin mengenal dan menghargai, berbagai karya agung warisan peradaban maju Leluhur bangsanya. PASTIKAN Wisata Jogja yang menyenangkan bersama DREAMGEDE Tour & Travel.

WA 081 904169 982
SMS 0815 65043 80
BBM 5513A5A6


























0 komentar:

Posting Komentar