lunch di Resto Sekar Kedhaton
Omah dhuwur bangunan unik di wilayah Kotagede
rumah budaya Kotagede
NDALEM Natan heritage
Selamat pagi semangat bahagia sobat Wisata DREAMGEDE TOUR TRAVEL. Sobat wisata kita mengunjungi tempat menarik yaitu Kotagede di Yogyakarta. Kotagede, wilayah ini merupakan salah satu wilayah yang memiliki kisah yang luar biasa di balik keunikan dalam penataan kawasannya semenjak abad ke 17. PAKET WISATA JOGJA WA 0819 041 69982
Banyak sekali kisah yang tersimpan dan menarik untuk digali di kawasan Kotagede. Sebuah konsep DREAMGEDE TOUR TRAVEL yang ingin disampaikan kepada masyarakat luas bahwa menikmati Sejarah dan Budaya Kotagede dan menikmati sisa-sisa peninggalan sejarah yang tentunya masih memendam kisah yang menarik dibalik sebuah bangunan maupun benda-benda yang ada di KOTAGEDE Yogyakarta.
Kegiatan ini merupakan sebuah rangkaian kegiatan wisata Kotagede untuk memperkenalkan potensi adanya cagar budaya Kotagede yang berpotensi memunculkan destinasi wisata sejarah dan budaya - religi di Kotagede, Yogyakarta. Ada beberapa titik, yakni Omah Dhuwur, HS Silver, dan Sekar Kedathon.
SEJARAH RUMAH KALANG DI KOTAGEDE
Kisah Prawiro Suwarno Tembong, yang merupakan jejak terakhir orang Kalang di Kota Gede, masih hidup meski sudah seabad lebih berlalu. Pada sentra perak itu, deretan rumah dengan arsitektur campuran Jawa dan Eropa masih gagah berdiri. Dewi, salah seorang pemandu, menunjuk salah satu rumah Tembong.
Beberapa pintu ada ukiran mozaiknya. Kaca patri warna-warni, walaupun sudah ada beberapa yang direnovasi, tapi diperbaikin pintu-pintunya aja. Kita bisa lihat kaca patri warna-warni, pilar-pilar gaya Eropa. Tapi di bawah ada pendopo joglo. Menyaksikan rumah itu, bisa terbayang Prawiro Tembong hidup di sana, dikelilingi perabotan emas bagai Raja Midas. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/10/wisata-ke-bukit-sikunir-dieng-dari.html
Pasalnya dulu, Tembong dijuluki Raja Berlian Tanah Jawa sebagai ungkapan untuk menggambarkan betapa kayanya dia. “Karena harta beliau saking banyak sampai punya emas batangan sebesar jerigen minyak tanah. Juga ada hiasan dari emas berbentuk pisang. Semua emas murni.
Riwayat Wong Kalang kali pertama ditemukan pada zaman Majapahit. Catatan lain muncul pada abad ke-17 ketika kedatangan seorang ahli ukir dari Bali, Joko Suroso. Joko datang ke Kota Gede setelah dipanggil Sultan Agung, yang pada saat itu adalah Raja Mataram. “Masa kejayaan Mataram, Sultan Agung dari Mataram Islam memanggil Joko Suroso, seorang ahli ukir dari Bali untuk mengukir Keraton Mataram dan membuat desain arsitektur keraton.
Joko ini ternyata jatuh cinta dengan keponakan Sultan. Sultan kemudian kecewa, tapi dia merestui. Syaratnya, mereka enggak boleh kembali ke Kota Gede. Akhirnya mereka memutuskan kembali ke tempat asal si puteri ini, Banyumas. Sultan Agung bilang ketika kamu di Banyumas, kamu dikalang. Artinya dikunci, ga boleh keluar dari Banyumas. Tapi lama-kelamaan kan mereka beranak-pinak, ya keluar dari Banyumas sampai ke daerah Kroya, Kebumen. Selepas Sultan Agung mangkat, keturunan Kalang kembali ke Kota Gede. Dengan kemahiran mereka berdagang dan mengukir, orang-orang ini justru menjelma menjadi saudagar-saudagar kaya.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/09/pementasan-kesenian-hadrah-di-jogja.html
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/09/pementasan-kesenian-hadrah-di-jogja.html
Beberapa juga mendirikan rumah gadai. Dari situlah, penduduk asli Kota Gede mencari pinjaman uang. Nama Tembong yang paling membekas. Selain kisah kekayaannya yang luar biasa, Tembong dikenal eksentrik. Hobinya membagi-bagikan uang dari dalam mobilnya. Katanya supaya semua bisa menikmati baik besar kecilnya berapa, tanpa Tembong tahu uang itu didapat oleh siapa. Jadi kalau dulu salah satu cucu beliau bilang kenapa harus dibuang-buang, dia bilang kalau saya bersedekah saya milih orang yang saya senangin saja. Yang enggak saya senang, jadi enggak dapat. Tapi kalau dengan cara ini semua bisa menikmati. INFO HARGA PAKET WISATA WA 08190 41 69982
Kebiasaannya itu dianggap arogan. Tapi memang, kalau menyebut nama Tembong kepada para prajurit Belanda dulu, maka boleh jadi mereka akan menyebut si saudagar ini pongah.
Beliau yang membuat kontroversi karena ingin membuat salah satu ruangan di rumahnya, lantainya dari koin emas. Gulden. Tapi enggak disetujui sama Belanda. Dianggap menghina Ratu Belanda. Akhirnya boleh bikin, tapi enggak boleh ditidurin. Meski begitu, Tembong banyak membantu Keraton Yogyakarta. Di masa-masa ketika kondisi keuangan keraton buruk, Tembong sedikit-banyak sering menyumbang. Begitu pula orang-orang Kalang lainnya. Tapi, hikayat mereka di Kota Gede berhenti ketika pada suatu hari agresi Militer Belanda 1947 - 1948 kerusuhan pecah.
Agaknya penduduk asli Kota Gede sudah tidak betah. Mereka merasa menjadi budak di kampung mereka sendiri. Sehari-hari bekerja untuk orang-orang Kalang. Rumah Tembong dan orang Kalang lainnya diserbu penduduk, dijarah. Para pemiliknya kabur, menyelamatkan diri.“Orang Kalang, meski mereka membantu menaikan ekonomi, tetapi mereka bukan penduduk asli. Mereka tidak pernah dianggap sebagai pribumi asli. Akhirnya pada waktu itu, timbulah penjarahan dan perampokan besar-besaran. Nasib Tembong sejak itu simpang siur. Ada yang mengatakan dia kabur bersama orang Kalang lainnya ke Plered. Ada juga yang bilang Tembong mati dibunuh perampok. Kisah lain berakhir dengan Tembong mati bunuh diri. Kami tak berani memastikan.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/08/wisata-pantai-parangtritis-dan-gumuk.html
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/08/wisata-pantai-parangtritis-dan-gumuk.html
Sementara keturunan Kalang kini tersebar di Jogja, Kroya, Banyumas, hingga Cirebon. Kebanyakan kembali berdagang, namun tidak lagi menjual logam mulia atau bebatuan. Dewi mengatakan, kebanyakan dari mereka menjadi pengusaha sukses. Salah satunya pemilik hotel besar di Jogja. Akibatnya, orang-orang Kalang kala itu tercerai-berai. Mereka meninggalkan rumah kejayaan mereka dan warisan keterampilan perak yang kini jadi ladang uang bagi penduduk asli.
Kini, rumah dan usaha orang Kalang diambil alih orang-orang asli Kota Gede. Beberapa rumah sudah alih fungsi menjadi restoran atau galeri. Arsitekturnya tetap dipertahankan yang asli. Berikut ini Rumah megah nan mewah peninggalan Orang Kalang yang menjadi tujuan Tour Kotagede :
1. NDALEM NATAN ROYAL HERITAGE
Didirikan tahun 1857 dengan nama nDalem Prayadranan, bangunan seluas 1400 meter persegi ini sempat mengalami keterpurukan pasca gempa yang melanda Yogyakarta.Sempat beberapa tahun terlantar, rumah ini akhirnya dijual oleh generasi keempat dari sang pemilik. Banyak pihak yang menyayangkan hal ini. Untungnya, warisan budaya ini terselamatkan, bahkan dibangkitkan kembali ke bentuk semula oleh Nasir Tamara. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/07/cari-tiwul-cake-di-jogja-harga-tiwul.html
Kecintaannya pada sejarah menuntunnya untuk menyatukan reruntuhan hingga keping-keping ornamen nDalem Prayadranan. Dibantu para sahabat dan koleganya, diantaranya Laretna T Adhisakti, Aki Adhisakti, Prof. Nakamura serta Jogja Heritage Society, kini masyarakat bisa tersenyum bahagia melihat rumah ini hidup kembali. nDalem Natan dipilih menjadi nama baru yang bermakna rumah yang berada di kawasan para raja dan kerajaan.
pendopo ruang depan yang megah
Interiornya yang serba klasik, berarsitektur jawa kuno seperti membawa kita ke tempo dulu
MEWAHNYA RUMAH JAWA
Pemilik terdahulu nDalem Natan adalah seorang saudagar kaya raya yang memiliki bank dan bisnis transportasi, mulai dari kereta hingga mobil.Kekayaan dan kedekatan dengan kerajaan memungkinkan sang pemilik mendirikan rumah mewah bergaya Jawa ini. Pembagian ruang terdiri dari pendapa, pringgitan, sentong tengah, sentong kiri dan kanan. Terdapat juga gandokkiri dan gandokkanan yang terdapat di bagian sayap rumah.Bagian belakang rumah juga masih terdapat beberapa ruang untuk dapur dan juga tempat untuk membatik. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/06/paket-wisata-ke-purbalingga-dari.html
Kemewahan bangunan ini ditopang gaya art nouveau.Kaca patri dengan gaya floral, garis-garis lengkung yang terdapat pada pintu, motif nanasan pada pilar yang terbuat dari kayu jati utuh. Berbagai piranti juga mengusung gaya yang sama, seperti meja-kursi dan lemari, teralis jendela dan bovenyang terbuat dari besi solid, plafon yang terbuat dari baja, porselin bermotif floral.
Semua material tersebut ternyata memiliki kemiripan dengan karya era art nouveau yang terdapat di Brusell dan Perancis, nDalem Natan termasuk satu-satunya bangunan di Yogyakarta yang didominasi keelokan art nouveau.
RUMAH FILOSOFI JIWA SANG PEMILIK
Karakter sebuah rumah erat hubunganya dengan kehidupan sang pemilik. Sejarah nDalem Natan dimulai dari sang pemilik awal yang adalah seorang saudagar kaya raya di bidang transportasi dan juga memiliki bank. Rupanya tidak hanya mengandalkan kekayaan, di jaman kerajaan Mataram, sang pemilik mungkin juga memiliki hubungan yang erat dengan kerajaan sehingga diberi kuasa untuk membangunan rumah besar.
Dunia usaha sang pemilik terpatri jelas di berbagai sudut. Pada teralis terdapat ikon-ikon alat transportasi seperti kompas, jangkar, roda dan perahu yang bersatu memaparkan filofosi kehidupan.Kehidupan yang digambarkan pada sebuah perahu di tengah samudera tak bertepi, roda kehidupan yang selalu mengarah pada Sang Pencipta adalah beberapa makna yang bisa dilihat dari teralis jendela. Hebatnya lagi, material yang digunakan adalah besi solid. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/05/cari-produk-kesehatan-untuk-tidak-capek.html
Penjiwaan sebagai bagian dari masyarakat Mataram juga tampak dari kaca patri yang menghadirkan Gunung Merapi dan Laut Selatan. Guratan pada daun pintu pun tak luput dari visualisasi sarat makna. Permainan garis dengan ujung anak panah merujuk pada nama Allah, sisi utara dan selatan (representasi dari Gunung Merapi dan Laut Selatan) dan empat unsur kehidupan (api, air, tanah, udara).
Sebuah percampuran budaya Islam Sufi dan Mataram Hindu.
MELESTARIKAN DAN MERAWAT RUMAH
Usaha menyelamatkan keluhuran karya budaya ini terus dilakukan. Para pekerja proyek didatangkan secara khusus dari Jepara, Demak dan Kudus. Pendapa menjadi tahap awal restorasi. Penambalan retakan hebat tembok bligon akibat gempa dilakukan secara intensif. Beberapa tiang penyangga juga mengalami kerusakan.
Sebagai pribadi yang akrab dengan sejarah dan antropologi, Nasir Tamara dengan telaten terus berusaha mengumpulkan semua material peninggalan bangunan lama, sekecil apapun. Akhir-akhir ini, bahkan ditemukan artefak di halaman depan berupa susunan batu bata, seperti tembok. Beberapa kolega memperkirakan umur ‘tembok’ tersebut lebih tua daripada bangunan rumah. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/04/jasa-pembuatan-video-marketing-di.html
Melacak sejarah memang tidak ada habisnya. Keinginan untuk melengkapi rumah dengan pakem keraton terus dilakukan. Kolam, sebagai unsur air bergerak dalam feng shui, akan dihadirkan di depan rumah sekaligus mengekspos temuan artefak tembok batu bata. Bibit tanaman buah-buahan dan juga tanaman berbunga mulai disiapkan untuk menemani tanaman kepel. Tanaman yang banyak ditemui di Taman Sari Yogyakarta.
TATANAN KEHIDUPAN TERBARU
Membuka nDalem Natan sebagai ruang publik adalah upaya mengembalikan salah satu fungsi rumah yang konon pernah ditinggali almarhum Edy Sud ini. Kini, selain untuk rumah tinggal, rumah bersejarah ini difungsikan juga sebagai art space dan residensi seniman.
Dua kamar di masing-masing gandok dibuka untuk para seniman, tamu atau pun penggiat seni. Konsistensi nuansa rumah lawassangat terjaga. Aroma khas tembok bligonmenyebar di seluruh ruang seolah menarik romansa masa lampau. Furnitur bergaya art nouveau atau akrab dengan sebutan gaya Semarangan tertata rapi.
Sudut yang tak kalah menarik adalah ruang antara rumah dalam dan gandok.Satu set meja kursi bertema art nouveau cocok untuk menikmati waktu ngobrol sambil menikmati teh dan camilan. Rangkain teralis estetis dan penuh makna di jendela dan koleksi benda seni bisa menjadi bahan cerita yang tidak ada habisnya.
Barisan pintu kayu jati berwarna coklat bergaya lengkung art nouveauterdapat samping kiri dan kanan pendapa. Di sisi kiri, kini digunakan sebagai rumah tinggal pemilik. Di sisi lainnya, akan digunakan sebagai sentra souvenir. Sebuah coffee shopjuga dihadirkan di bagian paling depan. Beberapa kegiatan seni dan budaya sudah digelar di bekas garasi Rolls-Royce pertama yang hadir di Indonesia ini. Selain itu, lantai dua tempat ngopi ini juga digunakan sebagai galeri seni. nDalem Natan adalah warisan pusaka sejarah yang terus berusaha merangkul kehidupan masa kini. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/03/paket-jeep-tour-dlinggo-bantul-jogja.html
Oleh pemilik yang baru kemudian direnovasi dan dibangun sesuai dengan bentuk bangunan aslinya. Kemudian dialih fungsikan menjadi penginapan. Dari luar, bangunan ini tidak tampak seperti guesthouse bahkan cenderung seperti rumah tinggal pada umumnya. Ndalem Natan seperti rumah-rumah jaman dulu pada umumnya.Terbagi menjadi 4 bagian yaitu pendopo, ndalem, gandok tengen, gandok kiwo dan gadri. Setiap ruangan dipenuhi dengan koleksi antik,mulai dari interior kamar jawa klasik, tempat tidur jaman dulu, meja kursi hingga pernak-pernik .
Perabotan yang menghiasi rumah ini dipenuhi dengan ukiran-ukiran. Menurut pemiliknya ada dua jenis seni yang mendominasi yaitu Art Nouveau yaitu aliran seni rupa modern yang kaya akan ornamen dan asimetrik dan Artdeco yaitu seni dengan ukiran yang lebih simple. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/02/wisata-ke-kids-fun-park-yogyakarta-cari.html
Jika anda berkunjungan ke Kotagede dan ingin berwisata kuliner dan menikmati sisa-sisa kejayaan dan kemegahannya berkunjung ke Restoran Rumah Dhuwur adalah jawabannya. Terletak di jalan Mondorakan No. 252 Kotegede, Kota Yogyakarta, Omah Dhuwur menempati bangunan bergaya klasik.
Rumah megah ini berdiri tepat di pintu masuk Kotagede. Sejak dihuni oleh keluarga Pak Tembong, fungsi rumah ini sering berubah-ubah, sempat digunakan sebagai pabrik tenun, hingga sekarang ini menjadi sebuah restoran. Rumah yang seakan menjadi pajangan mewah di pintu masuk Kotagede ini sekarang dikenal dengan nama Omah Dhuwur.
Sesuai dengan namanya Omah Dhuwur yang berarti rumah tinggi, bangunan restoran ini memang cukup tinggi dengan permukaan tanah yang ada di sekitarnya. Untuk memasukinya pengunjung harus melawati beberapa anak tangga. Nuansa megah akan langsung anda rasakan saat memasukinya. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2019/01/paket-wisata-ke-goa-pindul-dan-river.html
resto omah dhuwur
Bangunan restoran merupakan perpaduan antara arsitektur Jawa Belanda dan modern
Nuansa megah akan langsung anda rasakan saat memasukinya. Arsitektur bangunannya memadukan sentuhan kolonial dan tradisional.Omah Dhuwur mencaritakan bangunan restoran ini menempati bekas rumah orang kalang. Orang Kalang dulunya adalah orang-orang kaya yang tinggal di Kotagede dimana bangunan rumah mereka selalu besar dan megah. Sejumlah fasilitas pun tersedia di Omah Dhuwur, mulai dari dua buah metting room, pilihan ruangan ber AC, dan toko souvenir.
Di bagain belakang kami juga punya taman terbuka dan dua buah pendopo. Di sana bisa digunakan untuk beragam acara seperti wedding. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/12/permainan-outbound-sederhana-untuk-anak.html
3. RUMAH BUDAYA KOTAGEDE ( BH NOERIJAH )
Rumah Kalang B H Noerijah Sekarang jadi Rumah Budaya Kotagede yang berada di kawasan Heritage Kotagede terletak di sisi barat di Jalan Tegal Gendu.
Rumah ini merupakan tinggalan dari orang kalang yang dulunya menetap di kawasan Kotagede. Terdapat banyak blok rumah di dalam site ini, dan di setiap ruangan memiliki detail arsitektur yang sangat berbeda. Detail disetiap sudut nya yang berbeda ini seperti menunjukan keberadaan orang kalang yang dulunya berlimpang harta. Saat masuk kebagian rumah bagian dalam terdapat 3 lemari brangkas yang terbuat dari besi baja. Sampai saat ini belum ada yang mampu untuk membuka brangkas tersebut, entah apa yang ada di dalam brangkas tersebut belum ada yang mampu mengetahuinya.
Di Rumah Budaya Kotagede, ada ruang-ruang berbeda dengan konsep desain merespon suasana ruangan yang ada. Pada ruang utama (dalem) Rumah Kalang memanfaatkan tempat tidur dan ruang santai yang menyatu dalam sebuah ruangan beserta kamar mandi dalam. Penempatan properti meja-kursi di depan tempat tidur yang didisplay menyebar sesuai fungsinya menjadikan kamar utama Rumah Kalang menjadi ruang yang dinamis.
Di bagian gandhok tengen, dengan desain dengan menggali motif batik Kawung dan Beras Wutah sebagai elemen desain interiornya, serta menawarkan eksplorasi motif batik pada properti bantal untuk meja-kursi bersama. Ada furniture serta embracing lamp pada sebuah taman terbuka di depan gandhok. HARGA PAKET WISATA JOGJA WA 0819 0416 9982
Pada senthong tengah dengan properti kursi santai dengan pendekatan olah teknologi memadupadankan unsur tradisi-modern. Lagi-lagi menjadikan senthong dan ruangan terbuka yang dimanfaatkan sebagai gudang bawah tanah. Memanfaatkan teras belakang hingga taman terbuka dalam penataan yang dengan mudah pengunjung yang lewat akan tahu bahwa ruangan tersebut adalah sebuah dapur (gadri).
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/10/jual-pisang-mentah-murah-di-jogja-cari.html
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/10/jual-pisang-mentah-murah-di-jogja-cari.html
4. RESTO SEKAR KEDHATON
Sebuah Gedung tua nan artistik milik Pak Tembong sudah beralih tangan ke saudagar perak, Suyatin Anshor. Pak Tembong. Ia adalah saudagar kaya raya yang memiliki sejumlah aset gedung di sepanjang jalan yang kini dikenal sebagai Jalan Tegalgendu Kotagede.
5. HS SILVER
Restoran ini berdiri di sebuah bangunan yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Bangunan tersebut didirikan pada tahun 1800-an oleh Prawiro Soewarno. Pria asli Kotagede yang akrab disapa Pak Tembong ini adalah seorang pengusaha sukses dan tersohor.
Bangunan komplek Sekar Kedhaton merupakan perpaduan arsitektur Jawa, China, Portugis dan Belanda. Ide Pak Tembong untuk merancang Sekar Kedhaton tersebut muncul lewat saran para relasinya dari berbagai negara tersebut. Jadi, bisa dipastikan, jika datang ke Sekar Kedhaton Restoran, Anda akan menemukan kemewahan dan kenyamanan suasana dengan sentuhan – sentuhan keagungan dekorasi etnik Jawa yang kental, berpadu serasi dengan citarasa internasional yang elegan. Sekar Kedhaton, yang berarti bunga dari keraton. Salah satu tempat yang dibanggakan wisatwan, menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan di Jogja. Mengingat tamu yang datang ke Sekar Kedaton kebanyakan wisatawan asing, Dengan menu yang bervariasi, Asia dan Eropa atau Western. Lumpia Gudeg ini ikon Sekar Kedaton. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/08/event-launching-mandiri-taspen.html
Kerajinan perak Kotagede muncul pada abad ke-16 Kerajaan Mataram Islam.Dimulai pada masa pemerintahan Panembahan Senopati yang memerintahkan abdi dalem kriya untuk membuat perhiasan dari emas dan perak,karena ketertarikannya tersebut maka di kembangkanlah kerajinan perak hingga saat ini.
HS Silver merupakan perusahaan yang memproduksi perak berkualitas untuk pasar lokal maupun luar negeri. HS Silver menawarkan desain yang unik dengan motif yang khas, menonjol, dan ornament yang bervariasi didukung dengan teknik filigree yang sangat detail. HS Silver telah menghasilkan lebih dari 2.000 desain dan selalu berinovasi untuk mengembangkan desain unik lainnya. Kami juga menerima pemesanan pembuatan perhiasan dengan desain khusus serta melayani pembelian dari pasar internasional dan ekspor ke berbagai benua, seperti Eropa, Timur tengah, Australia dan Asia.
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/07/cari-rent-car-dan-bus-di-semarang.html
baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/07/cari-rent-car-dan-bus-di-semarang.html
Melihat langsung cara pembuatan kerajinan Perak
HS Silver berdiri sejak tahun 1950an di wilayah Kotagede, Yogyakarta Indonesia. Kotagede sejak zaman Mataram Islam sudah terkenal dengan kerajinan peraknya. Pendiri HS Silver, Bapak dan Ibu Harto Suharjo tertarik dengan bisnis perhiasan dan memilih untuk membuka toko pertama mereka dengan nama Terang Bulan. Pada awal mulanya, Terang Bulan memproduksi perhiasan dari tembaga, kemudian mengembangkannya menjadi perhiasan perak dan mengganti nama menjadi HS Silver yang merupakan singkatan dari nama Harto Suhardjo. HS Silver merupakan salah satu perintis di Industri kerajinan perak Kotagede yang masih eksis sampai saat ini.
Kawasan Kotagede, selain terkenal dengan sentra kerajinan perak juga terkenal dengan bangunan-bangunan kunonya sekaligus cagar budayanya. Di setiap sudut kota terdapat bangunan lawas yang menarik perhatian. Kami DREAMGEDE TOUR TRAVEL ada paket lengkap : armada - Guide - souvenir oleh - oleh- Hotel - kuliner semua khas Kotagede.
Bila wisatawan menyusuri wilayah Kotagede dengan jalan dan gang yang sempit maka akan mengingatkan kita pada kebudayaan Mataram pada abbad ke 16. Kotagede merupakan kawasan dengan seribu sejarah yang ada didalamnya. Kamu termasuk orang yang suka dengan tempat bersejarah atau kampung yang klasik? Jika kamu sedang mencari tempat bertualang semacam itu, wisata Kotagede Jogja DREAMGEDE TOUR TRAVEL berarti cocok untukmu. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/06/cari-catering-murah-semarang-daftar.html
Bila wisatawan menyusuri wilayah Kotagede dengan jalan dan gang yang sempit maka akan mengingatkan kita pada kebudayaan Mataram pada abbad ke 16. Kotagede merupakan kawasan dengan seribu sejarah yang ada didalamnya. Kamu termasuk orang yang suka dengan tempat bersejarah atau kampung yang klasik? Jika kamu sedang mencari tempat bertualang semacam itu, wisata Kotagede Jogja DREAMGEDE TOUR TRAVEL berarti cocok untukmu. baca juga : http://dreamgedejogja.blogspot.com/2018/06/cari-catering-murah-semarang-daftar.html
SMS 081 565 043 80
WA 08190 41 699 82
BBM DC0A 1DEB
0 komentar:
Posting Komentar